Part 8

750 151 18
                                    

*****

Entah sudah berapa hari telah dilewati Jieun dalam dunia dongengnya. Semakin hari, ia semakin dekat dengan para pangeran. Terlebih Hobbert dan Christian yang selalu bisa membuatnya melupakan kebosanan di tempat ini. Sementara Justin masih tetap berlaku dingin padanya.

Siang itu, Jieun merasa bosan berada di dalam kastil. Terlebih baterai ponselnya juga telah habis dan power bank miliknya juga telah kehabisan daya. Ia lalu memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di taman bunga. Ia memandang kagum pada setiap tangkai bunga yang merekah indah.
"Tempat ini benar-benar indah" ujarnya.

Kemudian pandangannya beralih menatap punggung seseorang yang kebetulan juga berada di sana.

"Justin?" sapa Jieun kala ia mengenali siluet pria itu.

Justin pun menoleh menatap Jieun.
"Ck! Kau rupanya. Sedang apa kau di sini?" sahutnya dingin.

"Tentu saja aku. Memangnya ada perempuan lain di dunia ini?" gerutu Jieun. "Aku hanya merasa bosan, jadi aku datang melihat-lihat tempat ini. Kau sendiri sedang apa di sini?" tanyanya kembali.

Justin kembali mengalihkan tatapannya dari Jieun dan memandang bunga-bunga di depannya.
"Ini istanaku. Apa aku perlu alasan untuk berada di sini?" sahutnya dingin.

Jieun nampak mendengus kesal. Ia segera berbalik hendak meninggalkan Jungkook. Namun, langkahnya terhenti kala duri mawar kini menggores kulit lengannya.
"Auchhh!!"

Justin segera menoleh dan bergegas menghampiri Jieun. Ia nampak sangat khawatir manakala mendapati darah segar keluar dari luka di tangan Jieun. Nampaknya duri mawar itu melukai kulit Jieun cukup dalam.
"Kau baik-baik saja? Apa ini sakit?" tanyanya.

Jieun terperangah melihat kekhawatiran yang nampak jelas di wajah Justin. Selama ini Justin selalu bersikap dingin padanya, tapi ekspresi yang diperlihatkannya sekarang ini sangatlah berbeda. Terlebih saat ini Justin nampak sibuk membersihkan luka di tangan Jieun dengan sapu tangannya.

"Apa kau mendengarku? Kau baik-baik saja?" tanya Justin lagi yang membuat Jieun tersadar dari lamunan.

"Eh? Eoh. Aku baik-baik saja" sahut Jieun dengan ekspresi melongo.

"Sebaiknya kita masuk. Aku akan meminta obat dari Geenie" ujar Justin seraya berjalan di depan menuju ke dalam kastil.

Jieun pun mengikuti langkah Justin dari belakang. Benaknya masih diselimuti rasa tak percaya dengan kekhawatiran Justin.

 Benaknya masih diselimuti rasa tak percaya dengan kekhawatiran Justin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Justin kini telah berada di kamar Jieun dengan sekotak ramuan yang didapatkannya dari Geenie. Dengan lembut dan perlahan, ia mengoleskan ramuan obat itu di sepanjang luka Jieun.

Jieun menatap Justin lekat. Ia mengagumi ketampanan Justin yang terlihat sedekat ini dengannya. Terlebih aroma yang dimiliki Justin mengingatkannya pada pria yang selalu muncul di mimpinya.

The Tale of Seven PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang