*****
Justin dan keenam pangeran yang menunggu di depan gerbang kastil merasakan bagaimana kekuatan sihir yang melindungi kastil itu perlahan melemah.
"Kalian merasakannya?" tanya Geenie.
"Ya. Aku juga merasakannya. Sepertinya Jieun berhasil" sahut Raymond.
"Di...dia berhasil?" tanya Chris penuh harap.
"Kurasa begitu. Lihatlah"
Hobbert menunjuk ke arah gerbang kastil yang perlahan terbuka. Kegelapan yang awalnya menyelimuti kastil itu pun perlahan lenyap."Sepertinya kita bisa masuk sekarang" ujar Justin seraya berjalan menuju ke dalam kastil diikuti oleh saudara-saudaranya.
.
.
.Saat buku nyala api itu padam dan buku itu hangus tak tersisa, Jieun pun mulai menyadari jika Robert perlahan mulai menghilang.
"Paman Robert?!"
Robert tersenyum menatap Jieun yang nampak khawatir.
"Tugasku sudah selesai. Saat tubuh itu mati, aku juga akan menghilang untuk selamanya. Kau telah berhasil melepaskan kutukan mereka. Kini mereka bisa lahir kembali di kehidupan berikutnya"
Mata Jieun nampak berkaca-kaca menyaksikan bayangan Robert yang semakin memudar.
"Terima kasih"Jieun bisa melihat wajah Robert masih tersenyum hingga ia benar-benar menghilang.
"JIEUN!!"
Jieun menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Ketujuh pangeran nampak tengah berlari ke arahnya. Justin yang berlari paling depan pun segera meraih tubuh Jieun dan memeluknya.
"Kau berhasil melakukannya?" tanya Raymond.
Jieun tersenyum dan mengangguk.
"Benarkah? Artinya kita telah lepas dari kutukan ini? Kita bisa keluar dari dunia ini?"
Jack tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Matanya berkaca-kaca penuh haru.Jieun juga dapat melihat mata keenam pangeran lainnya juga turut berkaca-kaca.
"Oh ya, di mana Robert?" tanya Geenie.
"Ah... Dia..." kalimat Jieun terhenti kala ia menyadari adanya cahaya terang yang muncul dari bawah kaki ketujuh pangeran.
"Kurasa ia sudah menghilang" ujar Agust kala menyadari tubuh mereka juga perlahan menghilang.
"Jieun, terima kasih. Berkatmu kami berhasil bebas dari kutukan ini" ujar Raymond.
"Maaf kalau selama ini kami melakukan kesalahan padamu. Terima kasih"
"Terima kasih Jieun. Sampai jumpa di kehidupan berikutnya"
"Aku akan membalas kebaikanmu di kehidupan mendatang"
"Terima kasih. Kuharap kita bertemu di kehidupan selanjutnya"
"Terima kasih. Kami berhutang padamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Seven Princes
FantasySetiap hari aku selalu memimpikan hal yang sama. Aku mendengar suara seorang pria memanggil namaku. Anehnya, ada rasa rindu saat mendengar suaranya, tapi aku tak mengingat siapa pemilik suara itu. Sialnya, aku selalu terbangun saat hendak menoleh da...