6. Bersama

66 15 167
                                    

"Mai..."

"Rei..." ucap Mai yang juga masih menatap lelaki di depannya ini.

"Kok lo bisa di sini??" tanya Mai dan Rei bersamaan.

Melihat hal itu sahabat-sahabat mereka langsung menoleh kearah Mai dan Rei yang masih bertatapan.

"Cie, ngomongnya barengan" goda Arsa.

"Emang jodoh tuh gak kemana" ucap Vero juga menggoda.

"Ah, dedek Lia baper Ya Allah..."

"Kompak banget lo berdua"

Mai dan Rei yang sedang bertatapan langsung menoleh ke sahabat mereka.

"Kalian apaan sih!" ucap mereka berdua kompak.

"Cieee!!" ucap sahabat Mai dan Rei bersamaan.

"Udah udah, mending sekarang kita langsung jalan aja" ajak Dimas.

"Emang sebenernya kita mau ke mana sih Dim?" tanya Lia yang ternyata juga tidak tau.

"Ke Mall aja gimana? Ada film bagus yang baru aja rilis" usul Arsa.

"Bagus tuh! Gue lagi pengen nonton film. Mbak-mbak di theater kan cantik-cantik" ucap Vero yang membuat Dimas otomatis menabok kepala Vero.

Mai dan Rei menurut saja. Mereka lantas berjalan menuju mobil Rei.

"Eh Rei" panggil Vero.

Rei yang mendengar suara Vero yang memanggil namanya lantas menoleh. Rei menatap Vero, menunggu sahabatnya itu berbicara.

"Emang lo bisa nyupir?" tanya Vero.

"Ya bisa lah! Diajarin babe gue"

"Emang lo punya SIM?"

"Kagak"

"Lha terus?"

"Apanya?" tanya Rei heran.

"Kalo dihadang polisi gimana?"

"Kagak. Udah tenang aja. Ayo buruan naik"

Arsa lantas mendahului masuk dan menduduki tempat paling belakang.

"Yah, padahal gue pengen duduk di belakang sama Dimas" ucap Vero kecewa.

"Yaudah sono duduk di belakang, gue lagi pengen di tengah" balas Dimas.

"Yaudah deh gue duduk di belakang sama Arsa"

Lia dan Dimas pun duduk di kursi tengah. Saat Mai akan duduk di samping Lia, Lia pun mencegahnya.

"Eh lo jangan duduk di tengah!" larang Lia.

"Kenapa?" tanya Mai heran.

"Entar Rei di depan sendiri dong. Kan Rei entar berasa jadi sopir taksi!"

Mai melihat ke arah Rei. Memang benar apa yang diucapkan Lia. Rei akan terasa seperti sopir taksi bagi mereka. Namun di  sisi lain, Mai sedikit enggan duduk di depan berdua dengan Rei.

"Lo duduk sama Lia aja gak papa kok" ucap Rei tiba-tiba.

Mai berpikir sejenak. Ia lantas menutup pintu tengah dan duduk di depan bersama Rei. Menemaninya.

"Gue duduk di sini aja nemenin lo" kata Mai tanpa menatap ke arah Rei.

"Lo duduk di belakang juga gak papa. Gue gak keberatan kok jadi sopir lo" Rei tersenyum manis.

"Apaan sih lo! Udah buruan jalan!" ucap Mai ketus sambil membuang mukanya.

Rei terkekeh pelan. Lantas menjalankan mobilnya ke tempat yang mereka tuju.

REMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang