7. Semakin Dekat

32 14 37
                                    

"Sakit, Arsa!"

"Sukurin!" balas Arsa pada Vero.

"Gue salah apa coba?"

"Sikap lo bikin gue jijik tau gak!"

Vero menatap Arsa tajam, begitu juga Arsa tak kalah tajamnya menatap Vero. Mereka saling menatap tajam sampai tiba-tiba mereka merasa ada yang menarik telinga mereka.

"Udah selesai?" tanya Mai yang kini menatap mereka berdua. Mai menatap mereka dengan tatapan tajam dan menusuk. Arsa dan Vero yang takut melihat wajah Mai yang seperti itu pun langsung tersenyum.

"Hehehe, gue sama Vero gak ribut kok Mai.. Cuma canda aja, iya kan Ver?" tanya Arsa yang menoleh ke arah Vero dan menatapnya. Tatapannya seolah mengatakan 'Lo harus bilang iya!'.

"Iya kok Mai, kita akrab-akrab aja" balas Vero.

Mai masih menatap mereka berdua dengan tatapan tajam. Hal itu malah membuat Rei terkekeh.

"Mai, udah. Lo lucu deh kalo natap tajam gitu" Rei tersenyum.

Mai langsung melepas jewerannya dan menatap Rei tajam, "Lucu darimana coba?"

Rei hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum. "Mending lo habisin makanan lo. Atau mau gue suapin?" tanya Rei menggoda.

"Ehemmm" ucap sahabat-sahabat Rei dan Mai.

"Nggak!" balas Mai kepada Rei jutek. Mai langsung menghabiskan makanannya dengan cepat.

Rei menatap Mai yang sedang menghabiskan makanannya. Ia tersenyum. Dan tanpa ia sadari sahabat-sahabat Rei dan Mai menatap Rei yang sedang tersenyum ke arah Mai.

Sumpah deh Mai, lo lucu batin Rei.

                             🍥🍥🍥

Mereka berjalan-jalan mengelilingi mall. Arsa, Lia, Vero, dan Dimas pun saling memberi kode dengan kedipan mata.

"Arsa, ada diskon besar-besaran!! Merek terkenal!!!" teriak Lia. Lia lantas menggandeng tangan Arsa dan pergi menuju toko baju yang sedang ada promo.

"Gue sama Lia pergi dulu ya Mai! Rei, jaga sahabat gue!" perintah Arsa.

Ternyata setelah Lia dan Arsa pergi, Vero dan Dimas sudah tidak ada di tempat. Entahlah mereka ke mana.

Kini hanya ada Mai dan Rei. Keheningan terjadi diantara mereka. Mereka masih bingung kenapa sahabat-sahabat mereka meninggalkan mereka? Seakan hal ini sudah direncanakan.

"Emm, mau jalan-jalan?" tawar Rei. Mai hanya mengangguk sebagai respon.

Mai dan Rei berjalan bersama. Banyak orang-orang yang berbisik-bisik saat melihat mereka.

Abangnya manis ya!

Bro, ada cewek cantik. Tapi kayaknya dia sama pacarnya tuh.

Ihh, mereka so sweet banget. Bajunya couple an gitu....

Seperti itu lah bisik-bisik yang dikatakan orang namun masih bisa didengar oleh Mai dan Rei. Membuat keduanya jadi canggung. Terutama saat dibilang 'so sweet'.

Rei tidak tahan dengan situasi canggung ini. Sebagai laki-laki sejati, harusnya ia yang memulai pembicaraan dulu kan?

"Mai.." panggil Rei. Mai menoleh ke arah Rei yang memanggilnya, "Apa?"

"Ada toko yang mau lo kunjungi?" tanya Rei

"Em, belum tau" jawab Mai.

"Oh, kalo ada toko yang mau lo kunjungi bilang aja"

REMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang