8. Kedatangan Kay

49 16 43
                                    

Angin malam yang berhembus begitu dingin sampai menusuk tulang. Gadis itu tengah berdiri di balkon kamarnya yang menghadap ke halaman depan rumahnya.

Gadis itu menangis dalam diam. Raut wajahnya menunjukkan kesedihannya yang amat mendalam. Hatinya terasa perih. Saat bayangan akan masa lalu kembali berputar di pikirannya.

Hampir setiap malam gadis itu menangis di balkon kamarnya. Menangis sendiri. Dan terluka sendiri. Ia tak mau membagi rasa sakitnya pada orang lain. Bahkan orang terdekatnya sekalipun.

Gadis itu terjatuh terduduk. Wajahnya menunduk. Ia mendekap erat figura itu sambil menangis.

Ia kembali teringat akan malam itu. Malam saat dirinya dihadapkan pada takdir yang membuat gadis itu selalu menangis.

Ia berteriak tanpa suara. Masih dengan air mata yang membanjiri wajahnya.

"Mama..."

                             🍥🍥🍥

Langkah sepatu semakin terdengar jelas. Anak-anak dari IPA 1 sudah duduk rapi di habibat masing-masing.

Sang ketua kelas, Halim Putra Purnama berdiri dan memimpin teman-temannya untuk mengucapkan selamat pagi kepada guru ketika guru memasuki ruang kelas.

Beberapa waktu lalu, Vero yang mampir ke kelas Rei dan Dimas pernah bertanya pada Halim mengenai namanya.

"Eh, Pak ketua IPA 1" panggil Vero.

"Apaan? Mau liat PR gue?" tanya Halim.

"Kagaklah PR kita kan beda, gue cuma kepo aja"

"Kepo apaan? Kepo sama pacar gue, Allysa? Kelas IPA 2? Kan lo sekelas ma pacar gue"

"Bukan pacar lo, ah lo lama-lama ketularan otak sedeng gue" Vero greget saat Halim malah pamer pacar di depan Vero yang jones.

"Terus? Lo kepo sama mantan gue? Tapi Allysa belom jadi mantan, gue sama dia mah langgeng" ucap Halim membuat Vero tambah greget.

"Allahu Akbar... Bukaannnn gue kepo soal nama lo" Vero berusaha sabar menghadapi Halim yang sepertinya memang ketularan dirinya.

"Oh.. Nama gue kenapa?" tanya Halim.

"Kok nama lo Halim Putra Purnama?"

"Kalo lo mau tau, tanya gih ama babe gue"

"Babe lo namanya Purnama?" tanya Vero.

"Atas dasar apa lo ngira babe gue namanya Purnama?"

"Karena nama lo Halim Putra Purnama, jadi gue pikir babe lo Purnama" kata Vero. "Jangan-jangan.... Lo anak dari kerajaan bulan??!!" Vero melebarkan matanya.

Halim diam sejenak sembari menatap tajam Vero setelah ia mengucap kalimat itu.

"Ternyata yang bener-bener sedeng otaknya itu elo"

Kembali pada kehidupan masa kini. Setelah Halim dan murid IPA 1 memberi salam pada guru, mereka pun duduk.

"Baik anak-anak, hari ini ada murid baru yang masuk ke kelas kita. Ayo nak masuk" kata Bu Windi selaku wali kelas.

Murid baru yang dipanggil Bu Windi pun melangkah masuk. Lantas berdiri di depan kelas sembari tersenyum manis. Membuat cowok-cowok kelas pun berbisik-bisik.

Cewek manis di kelas kita broo

Aduh dek manis nian kauu

Entar gue gebet aja ah

Bu Windi lalu menyuruh murid baru itu untuk memperkenalkan diri.

Gadis itu tersenyum lantas mulai membuka mulutnya untuk memperkenalkan diri.

REMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang