Dalam Bahaya

2K 93 0
                                    

Setelah pulang sekolah kami berlatih dilapangan basket untuk menyiapkan diri pada pertandingan pekan olahraga antar kelas minggu depan.

Diawal latihan kita melakukan pemanasan terlebih dahulu dan lari keliling lapangan 10 kali.

Setelah selesai lari mengelilingi lapangan. Kita melakukan istirahat sejenak. Kami duduk dipinggir lapangan. Namun Nabhan tak beristirahat dia lebih memilih untuk bermain sendiri.

Nabhan melihat ada seseorang yang baru saja keluar dari kelasnya. Nabhan mengenali siapa dia. Dia berjalan dengan santai sambil menyumpal telinganya dengan aerphone dan ditemani oleh sahabatnya. Entah sedang apa dia baru pulang jam segini. Namun Nabhan hanya cuek melihatnya dan mulai melanjutkan bermain.

"Guys ayo kita main soalnya sekarang hari sudah semakin sore"ucap Nabhan yang berdiri ditengah lapangan.

"Siap" ucap Billy.

Mereka langsung mulai bermain. Sungguh permainan mereka sangat santai dan sangat cekatan. Jelas saja karena mereka adalah senior basket dan mereka adalah tim kebanggaan sekolah starnusa.

At 05.15 p.m

Mereka semua pulang karena hari sudah semakin gelap. Brian pamit pulang terlebih dahulu karena ada urusan.Saat diparkiran sekolah Adam dan Billy mendekati Nabhan yang sedang berjalan menuju mobilnya.

"Ehh han kita nebeng sama lo ya"ucap Billy dan Adam.

Mereka berdua biasa tidak membawa kendaraan mereka saat latihan.

"Yaudah ayo"ucap Nabhan. Lalu adam dan Billy langsung mengikuti Nabhan menuju mobilnya.

Saat melewati halte sekolah Billy melihat cewek yang tak asing lagi.

"Han stop itu liat Dev sendirian di halte jam segini"ucap Billy sambil menunjuk ke arah Dev.

"Mundur han"ucap Adam sambil menepuk jok mobil.

Nabhan langsung memundurkan mobilnya dan menyuruh Billy untuk pindah kebelakang. Nabhan membuka kaca mobilnya dan melihat apakah benar itu Dev. Setelah memastikan kalau itu Dev lalu Nabhan turun dan menghampiri Dev.

"Lo belum pulang juga?"

Dev melihat siapa yang berada dihadapannya sekarang. Dev memalingkan mukanya.

"Ayo biar gue anter lo.. Lagian rumah kita tetanggaan." Nabhan menawarkan Dev untuk pulang bareng.

"Ngga perlu" ucapnya dingin.

"Heii ini bentar lagi malem loh"ucap Nabhan.

"Lalu apa hubungannya sama gue?"

"Bahaya Dev kalo cewek sendirian diluar malem malem"ucap Nabhan Frustasi.

"Pergi lo"

"Oke kalo itu mau lo gue pergi" Nabhan langsung kembali masuk kedalam mobilnya.

"Gimana han dia ngga mau?" tanya Billy.

"Dia keras kepala bil"

"Yaudah kita harus tetep awasin dia" ucap Billy.

"Kita kesana aja lagian tidak terlalu jauh juga dari sini" ucap Adam sambil menunjuk Cafe dekat sekolahan.

Kami memutuskan untuk menunggu Dev disana. Nabhan tetap mengawasi Dev dari kejauhan. Sekarang sudah menunjukan pukul 7 malam dan Dev belum dijemput juga.

Nabhan melihat ada dua orang lelaki yang menghampiri Dev. Mereka menggodanya dan Dev menepis tangan lelaki itu dan menendangnya. Nabhan yang melihat itu sangat khawatir. Saat melihat Dev ditampar oleh lelaki itu Nabhan sudah tidak tahan lagi lalu dia langsung berlari menghampiri Dev.

"Guys Dev" ucap Nabhan kepada Adam dan Billy. Nabhan langsung berlari.

"Woyyy lepasin dia" teriak Nabhan. preman itu menatap Nabhan dan membiarkan Dev duduk dilantai sambil menahan sakit.

"Ada urusan apa lo disini"ucap preman berbadan kekar itu.

"Lo udah berani nampar cewek gue.. Dan lo harus nerima akibatnya" ucap Nabhan sangat marah dan langsung menendang lelaki berbadan kekar dan temannya itu.

Terjadi perkelahian diantara mereka. Nabhan begitu kewalahan menghadapi kedua preman itu meskipun dulu dia pernah belajar karate. Tak lama Adam datang membantu Nabhan melawan preman-preman itu.

Dev langsung ditolong oleh Billy. Dia membantu Dev untuk berdiri. Setelah preman itu kalah mereka langsung lari. Nabhan memar dan terluka dibagian sudut bibirnya. Sedangkan Adam hanya memar di pipinya.

Nabhan langsung berlari menghampiri Dev. Dan tak disangka Dev langsung memeluknya begitu erat.

Billy dan Adam yang melihat itu langsung menjauh dan memutuskan untuk kembali ke mobil. Billy langsung membawa Adam kedalam mobil untuk di obati.

Dev masih memeluk Nabhan. Nabhan membalas pelukannya.

"Lo ngga papa kan" tanya Nabhan khawatir. Lalu dia mengusap rambut Dev dengan penuh kasih sayang. Dev mengangguk.

Dia merasakan kalau badan Dev begetar. Nabhan langsung melepaskan pelukannya dan melihat dia menangis sungguh aku tak sanggup melihatnya seperti itu.

"Maafin gue"ucapnya.

"Lo ngga salah Dev"

"Sorry gue tadi nyuruh lo pergi" ucapnya sambil nangis sesegukan.

"Udah lo jangan nangis yang penting sekarang lo ngga papa Dev"ucap Nabhan sambil mengusap air matanya dan memeluknya lagi.

Dev begitu nyaman berada dipelukan ini. Sungguh dia tak ingin pergi dari nya.

"Yaudah ayo kita pulang" ucap Nabhan. Dev mengangguk. Nabhan tetap merangkul nya.

Sesampainya dimobil Nabhan membukakan pintu mobil untuk Dev. Setelah Dev masuk kedalam mobil. Nabhan melihat keadaan Adam di kursi cafe.

"Dam lo ngga papa kan?" tanya Nabhan.

"Santai aja bro gue cuma memar doang besok juga sembuh." ucap Adam santai.

"Ehh han tuh sudut bibir lo berdarah" ucap Billy menunjuk bibir nabhan.

Nabhan menyentuh sudut bibirnya dan ternyata memang benar berdarah tapi tak terasa perihnya.

"Mending itu lo obatin dulu deh han" ucap Adam.

"Udah santai aja nanti gue obatin dirumah" ucap Nabhan sambil meringis kesakitan karena luka di bibirnya mulai terasa perih.

"Yaudah ayo pulang"

Mereka langsung menuju mobil dan kemudian Nabhan melajukan mobilnya menuju kearah rumah Billy dan Adam. Untung saja rumah mereka berdua berdekatan. Setelah mengantar mereka berdua kemudian Nabhan pulang kerumahnya.

⭐⭐⭐⭐⭐

Sweet Caramel [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang