Nadyra - Dua

78 5 0
                                    

Kelas XII IPA 2 terletak di lantai dua, bersebelahan dengan kelas XII IPS yang terletak di bagian pojok dekat tangga.

Di dalam ruang kelas itu, terdapat deretan meja dan bangku yang tertata rapi. Masing-masing dibentuk empat deretan ke samping kanan-kiri. Tiap deret terdiri dari tujuh baris bangku.

Baris pertama sampai ketiga di tempati oleh siswa laki-laki. Baris keempat sampai ketujuh ditempati siswa perempuan.

Satu bangku berisi dua siswa, untuk memudahkan mereka berkomunikasi. Jarak antara satu bangku ke bangku yang lain tidak begitu jauh.

Dinding kelas, terdapat foto pahlawan yang berjejer di bagian kanan-kiri.

Di bagian depan, terdapat gambar pancasila. Yang diapit dengan foto presiden beserta wakil presiden.

Sedangkan jam dinding diletakkan dibagian belakang, tak lupa juga jadwal piket, daftar susunan kelas, daftar kepemimpinan kelas, seperti ketua kelas, bendahara, seketaris, dll.

Di sisi kanan terdapat jendela kaca, di bagian depan terdapat papan tulis berwarna putih, tepat berada di sebelah meja guru. Tak lupa juga almari untuk menyimpan peralatan kebersihan, spidol, tinta, penghapus, beserta keperluan lainnya. Di atas pintu kelas itu terdapat tulisan XII IPA 2.

Kring.... Kring.... Kring....

Bel berbunyi, waktu istirahat telah usai.

Siswa-siswi yang mulanya berada di luar kelas, duduk di sembarang bangku, ada juga yang sibuk menghapus papan tulis, merapikan meja guru. Kini mereka semua berhamburan kembali ke tempat duduknya masing-masing. Sibuk mempersiapkan buku pelajaran yang akan diajarkan.

Selang beberapa menit kemudian, terdengar derap langkah seseorang. Semakin lama semakin mendekat, hingga terdengar suara pintu didorong yang awalnya terbuka sebagian kini telah terbuka sepenuhnya.

Seorang wanita yang memakai kemeja batik, rok hitam, kerudung warna putih, dan sepatu pantofel hitam dengan tas yang berada di pundaknya, memasuki ruang kelas tersebut.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." Wanita itu mengucapkan salam saat berada di depan papan tulis, kemudian meneruskan langkah menuju meja guru.

"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh,"
jawab siswa-siswi secara bersamaan.

"Bagaimana kabar kalian hari ini?" Tanya wanita yang berumur sekitar tiga puluh tahun itu. Ia menaruh tas di atas meja, kemudian berdiri di depan, menyapa penghuni kelas dengan senyuman yang manis.

"Baik, Bu," jawab mereka serempak.

"Sudah siap menerima pelajaran hari ini?"

"Siap Bu."

Mereka yang ada di kelas, memang menjawab 'siap' tapi berbeda dengan raut muka yang ditunjukkan, tidak bisa menipu. Sebagian ada yang memang benar-benar siap, sebagaian lagi ada yang pura-pura siap. Padahal pikirannya masih melayang-layang di udara.

"Baiklah. Hari ini kita akan meneruskan pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Masih ingat tentang apa?"

"Pidato bu," Jawab anak lelaki yang duduk dibangku paling depan.

"Benar. Seingat ibu, sebelum mengakhiri jam pelajaran. Ibu sempat mengatakan sesuatu. Ada yang masih ingat?" Wanita itu menatap semua siswa-siswi dengan seksama. "Ini ada hubungannya dengan pelajaran hari ini."

NadyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang