Nadyra - Empat Belas

27 3 0
                                    


Matahari bersinar dengan terik. Warna biru cerah menghias langit, semilir angin berhembus menerpa kulit. Sejuk, namun masih tak bisa mengalahkan rasa panas akibat sengatan sang surya.

Padahal waktu masih terbilang pagi, jarum jam menunjukkan angka sembilan lewat lima menit.

Dua orang remaja perempuan, serta seorang lelaki muda terlihat berdiri di bahu jalan, pagi ini jalan raya cukup ramai, banyak kendaraan berlalu lalang.

Namun, tidak sepadat biasanya, mungkin karena hari minggu, orang-orang lebih memilih untuk menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga.

Bagi sebagian orang lagi, lebih memilih menghabiskan hari minggu dengan berkunjung ke berbagai tempat. Baik wisata non religi maupun wisata religi.

Tiga orang berlainan jenis tersebut lebih memilih berkunjung ke wisata religi yang berada di kota tempat tinggalnya.

Tubuh ketiganya, tak luput dari pergerakan. Sesekali mereka menengok ke kanan-kiri, berjongkok lalu berdiri lagi. Raut wajah mereka terlihat tidak sabar dan ingin buru-buru meninggalkan situasi tersebut.

Remaja perempuan pemakai kerudung paris biru dongker dengan baju batik biru lengan panjang serta rok abu-abu, masih setia berdiri di atas trotoar, pinggir jalan. Sedang remaja perempuan yang satu lagi serta lelaki muda itu berjongkok sambil memainkan ponsel yang berada dalam genggaman masing-masing.

Mata yang sedari tadi menatap bosan, kini berbinar saat melihat angkutan umum hijau muda dengan tulisan Surabaya - Gresik, pada bagian depan tepatnya tak jauh dari pintu masuk penumpang. Mobil angkutan umum tersebut berjalan perlahan ke arahnya.

Ia menoleh ke arah remaja perempuan berkaca mata serta lelaki muda yang berada di sampingnya dengan posisi berjongkok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menoleh ke arah remaja perempuan berkaca mata serta lelaki muda yang berada di sampingnya dengan posisi berjongkok. Kedua orang itu sedang asyik dengan sebuah ponsel hingga tak menyadari jika mobil yang sedari mereka tunggu telah tiba. "Mas Damar, Delia, itu angkutnya sudah datang."

Lelaki yang dipanggil 'Mas Damar' mengalihkan pandangan dari ponselnya. Begitu juga dengan remaja perempuan yang bernama Delia.

"Apa?" tanya Damar masih dalam posisi awal. Sedang Delia hanya diam saja, sambil menatap remaja perempuan yang dianggap sebagai teman sekaligus sahabatnya.

"Itu angkotnya sudah semakin dekat, makanya jangan main handphone mulu," Remaja perempuan itu mencebikkan bibir. "kalian berdua sama aja."

Melihat raut kekesalan di wajah remaja perempuan tersebut, Damar dan Delia pun mengubah posisinya menjadi berdiri. Sambil melihat ke arah mobil angkutan umum yang kian mendekat.

Damar memasukkan ponsel ke saku celananya. "Iya, tuan putri. Ini juga sudah enggak main handphone lagi kok."

"Iya, Ra. Handphonenya sudah dimasukkan ke tas tuh." Delia memperlihatkan ponselnya yang tengah berada dalam tas kecil warna merah, lalu ia menyampirkan tas tersebut pada pundak kanannya.

NadyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang