Nadyra - Lima Belas

46 4 0
                                    


Sunan Ampel merupakan salah satu wali yang berdakwah di tanah Jawa, tepatnya di kota Surabaya.

Di masa kecilnya beliau di beri nama Sayyid Muhammad ‘Ali Rahmatullah, namun seusai pindah ke Jawa Timur, masyarakat memanggilanya dengan nama Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Beliau lahir di Champa tahun 1401 Masehi.

Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-23  dari Nabi Muhammad, menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar dan seorang putri Champa yang bernama Dewi Condro Wulan binti Raja Champa Terakhir Dari Dinasti Ming.

Dakwah Sunan Ampel ini bertujuan untuk memperbaiki dekadensi moral (Kemerostoanmoral) masyarakat saat itu. Dimana beberapa warga sekitar yang dulunya juga merupakan masyarakat abangan yang memang banyak penjudian penganut kepercayaan anismisme serta suka dengan yang namanya sabung ayam.

Falsafah Dakwah Sunan Ampel adalah untuk memperbaiki kerusakan akhlaq masyarakat yang terjadi saat itu, dakwah yang di bawakan olehnya di kenal dengan sebutan Mohmo atau Moh limo, artinya tidak mau melakukan lima hal yang di larang oleh agama. Sepertinya halnya Moh Mabok, Moh Main, Moh Wadon, Moh Madat, Moh Maling.

Moh Mabok artinya tidak mau untuk melakukan mabuk dengan meminum khamr atau minuman keras, Moh Main artinya tidak mau untuk melakukan permainan judi, sabung, togel dan lain-lain, Moh Wadon artinya tidak mau untuk melakukan zina, homoseks, lesbian, Moha Madat artinya tidak mau memakai narkoba, Moh Maling artinya tidak mau mencuri dan sejenisnya.

Pada hari yang telah di tentukan  Raden Rahmat beserta rombongan berangkat ke sebuah desa Surabaya yang kemudian disebut dengan Ampeldenta. Rombongan tersebut melalui desa Krian-Wonokromo hingga memasuki Kembang Kuning. Selama dalam perjalanan beliau juga bedakwah kepada penduduk setempat yang di laluinya.

Cara berdakwah yang di gunakan saat itu cukup unik, yaitu beliau membuat kipas yang berasal dari anyaman rotan, kipas tersebut kemudian beliau bagikan kepada masyarakat setempat secara gratis, dan para penduduk dapat menukarkannya dengan kalimat syahadat. Penduduk yang menerima kipas tersebut sangat senang.

Raden Rahmat bukanlah penduduk asli Jawa. Setelah Syekh Jumadil Kubra (ayahnya) wafat, Sunan Ampel di angkat menjadi sesepuh wali songo. Sebagai Mufti atau pemimpin di tanah Jawa beberapa murid dan anaknya menjadi muridnya. Beberapa putranya sendiri juga merupakan seorang wali yang termasuk juga dalam wali songo.

(thegorbalsla.com)

Tanggal wafat Sunan Ampel kurang jelas. Menurut Serat Kanda, Brandes; Pararaton, dan dalam VBG XLVII, 1986, wafatnya  Sunan Ampel dinyatakan dengan candrasengkala: “awak kalih guna iku” yang nilainya 1328 (dibaca dari belakang), jadi pada tahun 1328 Saka atau 1406 M. Menurut Sidi Gazalba Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 M.

Makam sunan ampel sendiri dibangun di sebelah utara komplek pemakaman, dan makamnya dibatasi oleh pagar yang terbuat dari alumunium.

Di samping kiri makam Sunan Ampel yaitu makam istri Sunan Ampel yang bernama Nyai Candrawati.

Di samping kiri makam Sunan Ampel yaitu makam istri Sunan Ampel yang bernama Nyai Candrawati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NadyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang