Perasaan

904 144 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Sudah dua minggu semenjak keberangkatan Mark ke Canada, yang berarti sudah dua minggu pula liburan berakhir. Selama liburan Mina tak banyak pergi, paling ia diajak kepasar sama Mamanya, main ps bareng Daniel, ataupun pergi main dengan tiga sahabat nya itu. Sekarang Mina cuma tidur-tiduran di karpet ruang keluarga sambil menscrool layar ponselnya.

"Nggak ada yang menarik apa?" Ucap Mina terus menscrool layar ponsel. "Huaaaa ngapain lagi yaa?"

Mina mendudukkan dirinya, ia tatap sekitar, niatnya untuk membersihkan rumah terurungkan sebab rumahnya sudah rapi. Mina kembali membaringkan badannya.

"Nggak ada yang ngechat pula. Grup sepi, temen pada liburan sama keluarga aaaaaa" Mina menatap langit-langit mencoba berpikir apa yang akan dilakukannya. Selintas pikiran tertuju pada Mark, yang tiga Hari belakangan ini Tak pernah ngechat Mina. "Nggak ah, nanti gangu lagii" ucap Mina yang sedang membuka roomchatnya dengan Mark.

"Eh, tapi kalau dipikir-pikir gue nggak pernah ngechat dia duluan ya" Mina melihat isi roomchatnya, benar saja kalau selalu Mark yang memulai percakapan. Mina tersenyum miris menyadari betapa tak perduli dirinya, dan betapa tak adilnya bagi Mark. Akhirnya Mina mencoba mengetikkan kata 'hai' disana.

Mina menunggu, ia lihat perbedaan waktu yang untungnya sekarang bukan tengah malam di Canada. Sekitar Lima menit ponsel Mina bergetar menandakan ada pesan yang masuk. Benar saja, itu Mark.

"Nggak kenapa-napa, cuma ngetes" ucap Mina seraya mengetik balasan pesan Mark. Sontak Mina melempar ponselnya, ia terkejut ketika Mark melakukan panggilan video. Mina raih lagi ponselnya Dan menerima panggillan Mark.

"Kenapa vidcal?"

"Gue tau lo bosen kan?"

"Tau aja lo ehehee"

"Kayak gini baru lo cari gue? Ck dasarr"

"Yaudah gue matiin"

"Yaudah"

"Mark! Kenapa sih?"

"Nggak kenapa-napa cuma ngetes"

"Niru-niru ihh"

"Ahahahahaa, suka gue liat muka kesel lo"

"Terserah"

"Jangan cemberut dong, gue kan nggak bisa cubit pipi lo"

"Kasian deh ahahaa"

"Mina, lo tau nggak-"

"Nggak"

"Jangan dipotong woy! Gue mau ngomong serius"

"Iyaiyaa kenapa?"

"I miss you Mina. Miss all of you. Gue sengaja tiga hari kemarin nggak ngehubungin lo, gue cuma pengen tau apa lo bakalan hubungi gue atau nggak. Nyatanya yes, and I happy to know it"

"Apaan sih ngegembel lo?"

"Up to you"

"Mark, jangan gini dong gue niatnya pengen cerita-cerita senang bareng lo. Jangan jadi gini"

"Iya, maaf"

"Nggak perlu minta maaf Mark. Gue yang harusnya minta maaf. Gue terlalu cuek ya"

"Ya gitu-oh? Siapa dibelakang lo?"

Mina membalikkan badannya kebelakang, ternyata disana sudah ada Jihoon. "Hoon? Kapan nyampe?"

"Barusan sih, lo lagi vidcal sama siapa??" Tanya Jihoon dan ikut menelungkup di sebelah Mina. "Siapa?" Bisiknya.

Mina menatap Mark dan Jihoon gantian, ia Tak bisa menjawab pertanyaan Jihoon. Entah mengapa. Jihoon mengulangi lagi pertanyaan nya.

"Mark"

Mina menatap layar ponsel.
Jihoon terdiam sebentar, "Oh, pacar Mina?" Terlihat Mark mengangguk. "Gue Jihoon, sahabat Mina" Jihoon memperkenalkan dirinya.

"Gue mau tanya dong, kok lo mau sama orang modelan Mina gini?" Tanya Jihoon sambil menunjuk Mina yang sudah menatapnya sinis. Mark cuma ketawa.

"Pergi lo! Nggak usah nanya-nanya!" Mina mendorong Jihoon agar menjauh.

"Harusnya gue sih yang jagain dia, tapi karena kalah start lo yang harus jagain Mina!" Ucap Jihoon sambil merangkul leher Mina. Mark yang tadinya ketawa jadi diam dan memikirkan kata-kata Jihoon. Apalagi pemandangan yang bikin perasaannya terbakar.

Mina mendorong Jihoon lebih kuat, "Maaf ya Mark, Jihoon jadi ganggu. Gue tutup dulu ya nanti gue telfon, bye Markeuu" Mina mematikan panggilan video. "Mau ngapain kesini? Bukannya lagi pergi sama keluarga?" Tanya Mina setelah mendudukkan badannya.

"Liat lo lah. Nggak jadi, jadinya besok" Jihoon melanjutkan "Jadi itu yang namanya Mark"

"Iya, kenapa??"

"Sumpah gue penasaran banget, kok lo mau pacaran sih?" Lagi-lagi Jihoon menanyakan ini.

"Nggak usah kepo" Mina paling malas membahas hal seperti ini. "Lo mau makan nggak?" Mina berusaha mengalihkan pembicaraan.

Jihoon meraih lengan Mina yang hendak berdiri, "Gue tau lo nggak ada perasaan apa-apa ke Mark"

Mina menatap Jihoon, "Maksud lo apa?!"

"Jujur Min"

"Apa?"

"Lo sayang nggak sama Mark?"

"Kalau lo kesini cuma buat hal nggak penting gini, mending lo pulang!" Mina pergi ke lantai atas menuju kamarnya.

"Jihoon bego!" Ujar Jihoon mengacak rambutnya frustasi.

Mina membanting dirinya ke kasur, ia marah. Sangat. Namun bukan karena Jihoon, melainkan dirinya sendiri. Berkali-kali ia menghela napas dengan berat. Ia menatap layar ponsel dengan penampakkan Mark dan dirinya ketika dulu di SMA menjadi MC. Ia ingat kalau Mark yang mengganti look screen ponselnya sebelum Mark ke Canada.

 Ia ingat kalau Mark yang mengganti look screen ponselnya sebelum Mark ke Canada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Biar lo nggak lupa sama gue' kata Mark yang terngiang di telinga Mina.
'Gue pasang foto itu biar lo tau karena apa gue bisa suka sama lo'

"Gue harus apa?" Lirih Mina memandangi look screen nya.



~~~

Tekan 🌟 jika suka ehehee

Progress | Mark Lee × Kang Mina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang