Pulang

812 148 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Hari ini Mark pulang dari Canada, Mina tau dari Mark yang menelfonnya kemarin. Sebenarnya Mark ingin agar Mina menunggu dirinya Di bandara, tapi Mark Tak sanggup meminta itu karena Mina lebih dahulu memberitahu Mark jika ia sudah janji pergi menemani Jihoon dan Haknyeon.

Mark pulang sendiri, tak ada yang menyambutnya. Orang tuanya masih Di Canada, Taeyong-kakak Mark hari ini melakukan penelitian untuk bahan skripsinya. Jadilah Mark pulang dengan taxi. Mark tersenyum kecil ketika melihat seorang gadis menyambut lelaki yang baru saja pulang dengan memberinya pelukan.

"Ah, mikir apa sih gue. Mana mau Mina kayak gitu," Mark menggeleng dan pergi menuju tempat pemesanan taxi.

Awalnya Mark ingin langsung pulang, tapi waktu di perjalanan, ia melihat dari balik kaca mobil, ada Mina di mobil sebelahnya. Entah apa yang mendorong Mark agar mengikuti mobil tersebut. Ternyata perhentian Mina di sebuah wisata bermain.

Mark mengikuti dari belakang. Terlihat Mina yang diapit Haknyeon dan Jihoon sedang tertawa manis. Mark menghela napasnya, gadisnya begitu bahagia bersama sahabat-sahabatnya itu. Bahkan, Mark Belum pernah mengajak Mina ke tempat seperti ini, terakhir sebelum Mark ke Canada ia hanya membawa Mina ke toko buku-tempat kesukaannya Mark.

"Kita naik roller coaster yuk!" Ajak Mina menepuk bahu dua lelaki di sampingnya. "Ya ya?? Harus Iya!" Mina mendorong dua lelaki ini ke tempat bermain roller coaster.

"Nggak mau Min" tolak Haknyeon langsung, "Gue habis makan"

"Apa hubungannya bego!"

"Pokoknya nggak. Lo sama Jihoon aja"

Jihoon cuma ketawa melihat sahabatnya-Haknyeon yang ia ketahui sebenarnya takut akan ketinggian.

"Lo harus berani lawan rasa takut lo" ucap Mina. "Ayo!"

Setelah beberapa kali di paksa, akhirnya Haknyeon mau juga. Haknyeon duduk disamping Mina dan Jihoon sendiri di belakang mereka.

Ingat, Mark masih mengikuti mereka. Mark pura-pura mengantri untuk naik wahana, namun pandangannya masih terpaut pada Mina. Walau Mark tidak bisa mendengar ucapan mereka, namun Mark yakin kalau Mina sedang mencoba menenangkan Haknyeon yang tampak gelisah.

Mata Mark membulat sempurna ketika melihat Haknyeon menggenggam tangan Mina. Yang benar saja, Mark sendiri bahkan belum pernah menggenggam tangan gadisnya itu.

Rasanya Mark ingin pulang saja, menyesal ia mengikuti Mina. "Ngapain sih gue," gumamnya sambil mengacak sedikit rambutnya. Saat Mark memutuskan untuk pulang, sebuah suara memanggil namanya. "Oh? Arin?"

"Wah, kebetulan kita ketemu disini," ucap Arin Yang hanya di balas anggukan oleh Mark. "Lo sendiri aja??" Lagi-lagi Mark mengangguk. "Ehm.. Mina?"

"Dia.." Mark terdiam setelah melihat Mina mengelus lembut punggung Haknyeon.

Menyadari sikap Mark, Arin pun mengikuti arah pandangnya. "Oh? Mina sama Haknyeon? Kalian.."

Mark mengalihkan pandangannya ke Arin. "Nggak, gue sama Mina baik-baik aja"

"Terus?" Tanya Arin heran. Bagaimana mungkin mereka baik-baik saja, jika Mark hanya melihat Mina dari jauh?

"Mereka cuma sahabat doang kok,"

"Mark, lo kenapa masih betah sih sama Mina yang seenaknya jalan sama cowok lain. Lo nggak curiga apa?"

"Bisa nggak usah bahas kayak gini?" Mark sedikit menaikkan suaranya, ia tak suka arah pembicaraan Arin-teman SMA nya ini.

Arin sedikit tersentak, ia menyadari sesuatu. Bahwa perasaan Mark tak akan pernah berubah. "Maaf," lirihnya. "Lo udah makan? Kalau belum gue traktir deh"

Sebelum Mark menjawab, seseorang menarik kerah bajunya. Mark kaget, Dan lebih kaget lagi ketika tahu yang menarik kerahnya ialah Jihoon.

"Kenapa?" Tanya Mark berusaha untuk tenang.

"Lo.." Jihoon melirik Arin.

Mark menghentak tangan Jihoon yang mencengkram kerahnya. "Lo kenapa?!"

Jihoon mencengkram lagi dan kini siap memberi Mark sebuah pukulan.

"JIHOON!"

Jihoon menunda pukulannya demi melihat siapa yang memanggilnya.

"Lo ngapain?!" Gadis ini-Mina-melepas cengkraman Jihoon pada Mark.

"Dia sama cewek lain Mina!" Emosi Jihoon sambil menunjuk Arin.

Mark mengernyitkan dahinya, "Maksud lo apa?"

"Jangan sok nggak tau deh, lo jalan sama dia kan?" Ia menunjuk Arin lagi.

"Gue cuma kebetulan ketemu Arin" balas Mark.

"Alasan!" Jihoon hendak melayangkan pukulannya lagi. Namun berhasil di cegah Mina.

"Jihoon! Nggak usah main pukul!"

"Mina! Tapi dia.."

Haknyeon yang baru saja mendapat kesadarannya menarik Jihoon agar menjauh.

Arin sedikit canggung menghadapi situasi ini. "Mark, Mina, gue duluan ya"

Kini hanya ada Mark dan Mina. Mina menatap Mark yang masih terlihat shock karena perlakuan Jihoon. "Maafin Jihoon ya Mark,"

Mark mengerjapkan matanya Dan menatap balik Mina. "Iyaa"

"Lo ngapain disini?" Mina memperhatikan Mark, ketika ia lihat Mark menyandang ransel yang cukup besar, Mina sadar. "Lo baru balik?"

Mark mengangguk, "Gue ngikutin lo"

"Kenapa?"

"Lo senang banget ya jalan sama sahabat lo" ucap Mark tersenyum miris.

Mina mengangguk senang. "Tapi maafin Jihoon ya, gue nggak tau kenapa dia kayak gitu. Oh-kerah lo" Mina membetulkan kerah baju Mark.

Tiba-tiba Mark meraih tangan Mina dan menautkan jari jemarinya di sela jari jemari Mina. Mark menatap Mina intens. Mina terkejut atas perlakuan Mark ini.

"Lo ngapain?" Mina berusaha untuk melepaskan genggaman Mark. "Mark!"

Bukannya mendengar Mina, Mark malah mengantongi tangannya ke saku. "I miss you"

Mina heran dengan sikap Mark, ia pandangi tangannya Yang ada di saku Mark. Kemudian ia tempelkan punggung tangannya ke dahi Mark. "Lo sakit?"

Mark menggeleng, "Abisnya lo ngelantur gini" ucap Mina.

Mark tak habis pikir dengan ketidakpekaan seorang Kang Mina. "Lo pikir gue bercanda bilangnya?"

"Udah ah, Mark gue harus ke Haknyeon dan Jihoon" Mina berusaha melepaskan tangannya lagi. Kali ini Mark membiarkan Mina melepaskan tangannya. "Lo pulang ya? Pasti lo capek kan?"

Mark hanya mengangguk, "Maaf, gue ganggu waktu lo"

Mina menatap Mark, melihat ekspresi Mark menyadari Mina akan sesuatu. "Gue antar mau?" Tawar Mina.

Mark menggeleng, "Lo main aja sama mereka"

Mark berlalu pergi, Mina mengutuk dirinya sendiri. Sepertinya Mark marah. Mina tak ingin dijauhi oleh Mark lagi.
"Mark!"

Mina meraih lengan baju Mark dan menariknya pergi, "Pokoknya gue antar lo sampai rumah"

Mark tersenyum kecil, setidaknya Mina sudah sedikit peka. Ia raih tangan Mina untuk menggenggam nya kembali.

"Gue suka pegang baju lo"

Mark tertawa, ternyata gadisnya masih saja menggemaskan.




~~~

Tekan 🌟 jika sukaa 😊

Progress | Mark Lee × Kang Mina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang