Hampir semua orang yang pernah berkunjung ke Happy Day pasti mengenal nama Shikamaru.
Pria tampan berumur 27 tahun yang kini sudah bisa membuka usahanya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Happy Day adalah mini cafe yang jarang sepi pengunjung. Untuk mengatasi masalah keterlambatan pesanan, Shikamaru mencari 6 orang karyawan yang kiranya bisa menarik minat pengunjung.
3 orang untuk bagian dapur, 1 orang di bagian minuman dan 2 untuk bagian pelayan. Sementara Shikamaru sendiri dibagian kasir.
"Ingin belajar jadi pedofil, eh?"
Shikamaru mengabaikan ucapan Sasuke yang menyindirnya. Matanya masih memandang sosok mungil berambut indigo yang duduk di halte bus seberang sana.
Gadis itu nampak cantik dengan rambut yang diikat tinggi.
"Kapan kau pertama kali suka padanya?" tanya Sasuke lagi sambil menyeruput americano miliknya.
"Mungkin lima bulan lalu. Lebih tepatnya saat ia memaki dirinya sendiri yang lupa membawa payung."
"Gila."
Shikamaru menolehkan kepalanya pada Sasuke saat sosok yang sejak tadi dipandanginya sudah naik kedalam bus.
"Bagaimana denganmu, sudah ada rencana untuk menikah?" tanya Shikamaru.
Sasuke menghela napasnya, "Saat ini aku belum bisa terikat. Masih banyak gadis-gadis diluaran yang menarik dimataku." diakhir kalimat, Sasuke terkekeh, "Kau sendiri?"
Shikamaru mengendikkan kedua bahunya, "Entahlah." katanya, "Mungkin setelah dia lulus dari sekolah itu." lanjutnya lagi.
Ucapan Shikamaru jelas mengundang gelak tawa Sasuke semakin lebar, "Kau pikir dia akan mau menikah denganmu setelah lulus, jangan bercanda Shikamaru." pria itu sampai memegangi perutnya karena kram akibat terlalu banyak tertawa.
"Aku akan membuatnya mau."
"Memaksanya?"
"Tentu saja tidak." Shikamaru menyeringai tipis, "Membuat gadis kecil sepertinya jatuh cinta, bukanlah hal sulit. Dia akan mencintaiku dalam hitungan minggu."
"Yakin sekali kau. Apa kau sudah tau apakah dia sendiri atau sudah punya pacar."
"Dia sendiri. Dan akan kupastikan dia akan terus sendiri sampai aku melamarnya."
Sasuke tertawa makin lebar sambil menggelengkan kepalanya, "Kau benar-benar sudah gila hanya karena obsesimu."
"Dia bukan obsesi, Sasuke. Kau tidak mengenalnya, makanya kau berkata seperti itu. Dan ya, aku memang tidak berniat mengenalkanmu padanya."
"Aku bisa berkenalan sendiri."
"Ingin cari mati?"
"Owh. Tentu tidak tuan Nara. Aku tidak mungkin berani mengganggu sesuatu yang membuatmu senang."
Shikamaru hanya mendengus.
"Baiklah, sepertinya jam kerjaku sudah dimulai. Aku pergi dulu."
"Lain kali bawa pasangan kalau kesini."
"Ya. Lain kali aku akan bawa gadis itu untuk makan berdua disini." Sasuke tertawa sebelum pergi meninggalkan kafe milik Shikamaru.
Manik mata Shikamaru kembali pada halte bus. Mengingat lagi dasar-dasar mengapa ia bisa jatuh cinta begitu saja pada orang yang tidak dikenalnya.
Dulu, sekitar lima bulan lalu untuk pertama kalinya Shikamaru melihat sosok Hinata. Ia suka dengan warna mata gadis itu.
Awalnya hanya sebuah kekaguman, tapi lama kelamaan berubah menjadi rasa yang lebih kental dan tentu saja merepotkan. Apalagi setelah ia tau jika letak apartemennya berhadapan dengan gadis itu.
"Ck. Ternyata rindu itu berat. Padahal aku baru saja melihatnya." lirih Shikamaru sambil bergerak untuk kembali berdiri di meja kasir.
See You
Hildegard Moe
KAMU SEDANG MEMBACA
UMBRELLA [ShikaHina]
Short StoryFollow dulu sebelum baca. √ End- Sesungguhnya Hinata benci hujan. Tapi setelah menemukan pria itu, diam-diam Hinata mulai membuang rasa bencinya. : : : UMBRELLA ShikaHina Fanfiction By Hildegard Moe 26/09/2018