Daffodil 🌼

2.7K 434 34
                                    

Maaf kalau banyak typo. Tidak edit ulang.
:::

Detik-detik menjelang pulang sekolah, Hinata sengaja menatap langit yang cerah. Matahari bersinar dengan gagahnya, membuat siapapun enggan berada dibawah teriknya.

Entah kenapa Hinata malah berharap jika siang ini awan mendung saja yang menyambutnya. Ia ingin membuktikan kebenaran dari ucapan tetangganya.

Keh.

Hinata menggelengkan kepala mengusir bayang-banyang sosok pria berkuncir nanas yang mulai meraba jalan pikirannya.

Bunyi bel tanda pulang membuat fokus Hinata jatuh pada Kakashi-sensei yang langsung menutup pelajarannya.

Sama seperti murid lainnya, Hinata juga buru-buru memasukkan semua alat sekolahnya ke dalam tas.

Ponsel dalam genggamannya bergetar saat Hinata menuruni anak tangga bersama Chouji dan Karui.

Hinata berhenti dan memandang nomor baru yang tertera. Ia tidak langsung menjawab, "Karui-san, kalian duluan saja. Aku ada perlu sebentar." katanya dan diangguki oleh kedua temannya.

"Hallo."

"Sepertinya hari ini hujan gagal untuk turun."

"Kau.."

"Aku dapat nomormu dari Hanabi. Kalau itu yang ingin kau tanyakan." Shikamaru memotong ucapan Hinata, "Kau lapar?"

"Tidak."

"Oh. Aku hanya ingin bilang, jika kau lapar, Hanabi ada di cafe-ku saat ini jadi kalian bisa makan bersama."

"Hanabi?"

:::

Hinata tidak tau bagaimana cara Shikamaru membohonginya tanpa ada tanda mencurigakan sedikitpun. Suasana cafe cukup ramai apalagi saat jam istirahat kerja begini.

Hinata melangkah masuk. Dan baru langkah kedua, Shikamaru langsung menariknya kearah dapur. Mereka memasuki sebuah ruangan yang Hinata yakini adalah ruang ganti.

"Apa-apaan ini?" Hinata berkata kesal dan manarik tangannya dari genggaman Shikamaru, "Mana Hanabi?"

Dahi Shikamaru mengerut, "Hanabi? Aku tak tau dimana dia." ujarnya polos.

"Kau.."

"Tolong aku Hinata." lagi-lagi ia memotong ucapan Hinata. Ia juga mrmojokkan tubuh Hinata sampai merapat pada dinding.

Tubuh mereka hanya berjarak beberapa cm saja. Bahkan Hinata bisa mendengar deru napas Shikamaru yang berat.

"Lee tiba-tiba mengundurkan diri. Bantu aku hari ini, kumohon." ujar Shikamaru dan semakin mendekatkan wajahnya pada Hinata.

Hinata memalingkan wajahnya, "Bu-bukan seperti ini caranya memohon, Nara-san."

"Jadi bagaimana? Kau ingin aku berlutut di depanmu? Oh, ayolah Hinata. Aku hanya akan melakukan hal itu saat melamarmu nanti."

Mata Hinata melebar, cukup terkejut dengan ucapan asal-asalan yang Shikamaru lontarkan.

"Jangan melotot padaku, raut wajahmu yang seperti itu bisa mengundang birahiku." Shikamaru memegang kedua bahu Hinata, "Bantu aku ya. Aku akan berikan bonus lebih untukmu."

Mendengar kata bonus, hati Hinata tergerak, kebetulan sekali ada beberapa novel yang ingin dibelinya, tapi uangnya belum ada.

"Hm. Baiklah. Sampai jam berapa?"

"Jam 10 malam."

Hinata merengut tidak suka.

"Jam 9." tawar Shikamaru. Ia juga mengerti jika Hinata pasti sangat lelah.

"Oke."

:::

Mereka pulang sama-sama. Shikamaru sengaja menutup kafenya lebih cepat agar biaa pulang dengan Hinata.

Mereka juga duduk berdampingan di dalam bus. Hinata menyandarkan kepalanya pada Shikamaru. Rasanya sangat lelah.

Baru beberapa jam mereka berada dalam ruangan yang sama, Hinata sudah bisa nyaman berada di dekat Shikamaru.

Pria itu ternyata pria yang baik, bukan om-om pedo seperti yang pernah Hinata pikirkan.

"Kau masih bekerja di mini market itu?" tanya Shikamaru.

"Hm. Mungkin besok aku akan dimarah karena bolos kerja hari ini."

"Tidak berniat pindah ke kafe ku saja. Aku bisa berikan gaji dua kali lipat dari pada bosmu."

Hinata menegakkan kepalanya dan menatap Shikamaru, "Kau bohong?"

"Tidak. Jadi Hanabi tidak perlu ikut bekerja, suruh dia mengurus apartemen kalian saja."

Hinata terlihat senang, tapi langsung muram kembali, "Tapi aku tak tau caranya mengundurkan diri."

"Tidak perlu. Kau hanya perlu bolos beberapa hari, pasti bosmu akan memecatmu."

Hinata berdecak kesal lalu memukul bahu Shikamaru.

Entahlah. Ia merasa bahkan sudah berteman lama dengan Shikamaru. Hinata jadi mengingat sosok Neji —kakaknya.


See You
Hildegard Moe

UMBRELLA [ShikaHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang