⚠⚠⚠
Mengandung adegan 21++ yang banyak bohongnya. Jadi jangan terlalu berharap. 😊...
Paling menyenangkan saat kau terbangun dengan keadaan bugar dan perasaan yang bahagia di pagi hari. Rasanya seperti sisa harimu akan menyenangkan seterusnya.
Shikamaru membuka kelopak matanya saat merasa silau oleh cahaya matahari yang sudah meninggi. Pria Nara menggeliat meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Berkedip beberapa kali, ia menoleh kesebelah kiri dan tidak menemukan siapapun.
Bangkit dari tidurnya, Shikamaru masih mengawasi dengan malas keadaan kamarnya yang belum rapi. Beberapa potong pakaian masih terlihat berantakan di lantai. Termasuk juga bra berwarna hitam yang tadi malam ia campakkan begitu saja dari tubuh pemiliknya.
Shikamaru menyibak selimut sambil mengulas senyum tampan. Tanpa repot-repot menutup tubuh telanjangnya, pria itu berjalan santai menuju kamar mandi.
Hari bahagianya sudah tiba.
Usahanya sudah lebih maju. Berkat dari omelan mama Yoshino setiap harinya, kini Shikamaru sudah bisa menyewa apartement yang lebih besar dan memiliki dua kamar, satu dapur dan satu ruang tamu juga ruang tv.
Bahkan saat ini ia bisa menyicil sebuah mobil untuk keperluan jalan sehari-hari. Memang tidak digunakan setiap hari, karena saat akan berangkat bekerja mereka lebih memilih menggunakan angkutan umum yang sedikit lebih bebas dari macet.
Lima belas menit kemudian Shikamaru baru keluar dari kamar mandi. Ini hari minggu, jadi ia bisa santai seharian di rumah bersama dengan Hinata. Cafe sudah ia percayakan pada Deidara setiap minggunya.
Selesai memakai pakaian santai— kaus putih biasa dengan celana training berwarna hitam, Shikamaru keluar dari kamar dan langsung menuju dapur.
Seperti dugaannya, disana Hinata sedang menyiapkan sarapan untuk mereka. Kegiatan rutin yang selalu Hinata lakukan sejak menjadi nyonya Nara muda.
Benar.
Hinata sudah lulus dari sekolahnya dengan nilai yang sangat membanggakan Hiashi. Tidak hanya Hiashi, kepala keluarga Nara juga turut bangga dengan itu. Mereka bangga karena memiliki bakal menantu yang pintar dan diharapkan bisa menyaingi atau paling tidak, bisa menjinakkan otak pintar Nara muda jika sedang koslet.
Ini sudah seminggu sejak kepindahan mereka ke apartement baru. Dan sudah satu bulan sejak mereka melangsungkan pernikahan besar yang dihadiri oleh lebih dari seribu tamu undangan.
Saat ini Shikamaru tengah menikmati bagaimana rasanya sukses diusia muda dan menikmati hidup yang menyenangkan sebagai pengantin baru.
Kaki panjangnya terus melangkah mendekati tubuh mungil sang istri. Tepat saat api kompor dimatikan, Shikamaru mendekap Hinata dari belakang.
"Kenapa kau memasak hanya menggunakan kaus milikku? Bagaimana jika ada tamu yang tiba-tiba datang, hm?" katanya dengan suara rendah. Telapak tangannya yang lebar mulai bergerilya menyusuri paha telanjang Hinata yang hanya tertutup setengah oleh kaus kebesaran milik Shikamaru.
"S-Shika-kun, biarkan aku menyelesaikan ini dulu." Hinata hampir saja mendesah di akhir kalimatnya saat tangan Shikamaru dengan cepat singgah di dadanya.
"Bahkan tidak pakai bra? Kau berani sekali nyonya Nara." suaranya tetap rendah dan menggoda. Shikamaru juga sudah mulai memainkan jari-jarinya pada tubuh Hinata. Memberi pelajaran untuk gadis itu karena memasak dengan pakaian yang minim.
Hinata memejamkan matanya. Ia pasrah saat tubuhnya diangkat menjauhi kompor dan di dudukkan pada meja beton dekat wastafel. Pantatnya jadi sedikit basah oleh sisa air cucian piring yang tadi Hinata lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UMBRELLA [ShikaHina]
Short StoryFollow dulu sebelum baca. √ End- Sesungguhnya Hinata benci hujan. Tapi setelah menemukan pria itu, diam-diam Hinata mulai membuang rasa bencinya. : : : UMBRELLA ShikaHina Fanfiction By Hildegard Moe 26/09/2018