Bougenville 🏵

3K 408 86
                                    

Ada yang lebih indah dari bunga?

Bagi si bungsu Uchiha jelas blue film atau film bokep itu lebih indah dari pada bunga manapun yang ada di dunia ini.

Ia adalah salah satu dari sekian banyak penggemar berat film tanpa busana tersebut. Dalam sehari dalam kesibukannya ia selalu menyempatkan diri untuk menonton film favorite itu walaupun harus langsung kebagian inti.

Tidak ada satupun yang tahu tentang kebiasaan unik Sasuke. Karena laki-laki yang tampannya seperti dewa itu selalu bisa menyembunyikan dengan rapih di balik wajah dingin dan tanpa ekspresi pembawaan dari darah Uchiha kebanyakan.

Jika dalam satu wawancara ia ditanya masalah hobi, maka Sasuke akan menjawab santai dengan kalimat "Aku hobi menonton." ya, hanya sekedar itu. Film bokep adalah koleksi favorite Sasuke.

Tapi kali ini seperti ada sesuatu yang aneh. Untuk kali ini saja, ia akan meralat kepercayaannya. Sekarang ia bisa lihat ada sesuatu yang lebih indah dari bunga. Atau bahkan lebih indah dari pada wanita-wanita tanpa busana yang kerap kali dilihatnya bahkan di waktu sibuk.

Hyuuga.
Manik levender itu seakan tiba-tiba menghipnotis jiwanya yang kosong.

Hinata datang dengan membawa buku menu. Tersenyum ramah dan menyapa Sasuke dengan lembut, "Silahkan, Uchiha-san."

Sasuke pun membalas dengan senyuman yang tidak kalah ramah. Wajah datarnya menghilang dalam hitungan detik, "Hai gadis manis. Okay, aku akan memilih menu. Bisa menunggu?"

Hinata mengangguk dan tersenyum ringan. Manik lavendernya melirik sebentar kearah Shikamaru yang nampak dingin. Pria Nara itu terlihat seolah marah padanya.

Apa yang salah?!

"Aku pesan black coffe saja." pesan Sasuke. Ia menyerahkan buku menu kembali pada Hinata.

"Makanannya?"

"Aku ingin memakanmu. Boleh?"

"Hm?" Hinata mengerutkan dahinya, tapi bibirnya tetap memajang senyum cantik.

Shikamaru berdecak kuat, "Dia hanya pesan minum, Hinata. Suruh Deidara yang mengantarnya kemari."

Berkedip sekali, Hinata membungkuk sebelum meninggalkan dua pria yang masih sanggup menatapnya hingga hilang di balik kelokan pintu dapur.

Setelah Hinata menghilang, Sasuke langsung tertawa menatap wajah kesal Shikamaru, "Kau terlalu posesif padanya, Shikamaru."

Pria Nara melipat tangan di depan dada, seolah memamerkan cincin tunangannya yang terselip di jari manis kepada Sasuke, "Dia tunanganku. Jadi tolong jaga bicaramu, Sasuke."

"Ow, santai bos. Aku hanya bercanda." balas Sasuke dengan mimik pura-pura takut.

"Kau yakin? Kalimatmu jelas tidak ada tanda-tanda nada bercanda." sebelah alis Shikamaru naik.

Sasuke hanya mendengus. Tangannya sibuk mengeluarkan bungkus rokok dari dalam jas kerjanya, "Aku tidak akan menikung teman sendiri jika tidak karena terpaksa, Shikamaru. Kau tahu itu."

.
.
×××
.
.

Shikamaru menunggu Hinata berbenah, ia duduk di salah satu meja pelanggan yang kosong. Sekarang sudah pukul sepuluh malam, para pegawainya sudah pulang dan pintu cafe juga sudah di tutup.

Tidak lama Hinata datang sambil menenteng satu plastik ukuran sedang berisi makanan di tangan kiri dan tas sekolahnya di bahu kanan.

"Ayo." ajak Hinata setelah langkahnya berada dekat dengan Shikamaru.

UMBRELLA [ShikaHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang