Chapter 8

276 16 0
                                    

Sesampai di pantai, Seung Gi mendorong kursi roda Hyo Joo di pinggir pantai sambil menyaksikan pemandangan yang begitu damai dan suara ombak yang merdu di telinga Hyo Joo. Kemudian Seung Gi menghentikan langkahnya, lalu berjongkok di hadapannya. "Kau senang?"

Hyo Joo mengangguk. Ia pun membuka mulutnya karena ingin berbicara. Seung Gi segera mengeluarkan kertas itu dari dalam tas-nya, lalu ia memegangnya di hadapan Hyo Joo. Sementara ia berdiri di sebelahnya. 'Gomawo. Sudah berada di sisiku meskipun dalam waktu yang singkat.'

Seung Gi pun menoleh kearah Hyo Joo dengan alis yang menyatu. "Jangan berterima kasih padaku. Karena aku ingin berada di dekatmu."

'Syukurlah karena ini bukan mimpi. Meskipun aku begitu kesakitan dengan penyakit yang aku derita, aku tidak pernah mengeluh karena itu membuatmu ada di dekatku. Aku tidak perlu duduk di belakangmu supaya bisa melihat punggungmu setiap hari.'

Mata Seung Gi memerah karena air hangat yang ada di pelupuk matanya. "Kenapa kau senang dengan penyakitmu itu? Hyo Joo-ya... aku ingin kau sembuh. Aku ingin berkencan denganmu, menikah denganmu, bahkan memiliki anak dan kita menggendong cucu. Aku... tidak ingin secepat ini kehilanganmu."

'Seung Gi-ya... apakah kau mencintaiku?' Hyo Joo menunjuk huruf-huruf sambil mengalirkan air matanya.

"Tentu saja! aku mencintaimu! bukan karena kasihan! Aku mencintaimu sejak kita bertemu di kelas 1!" seru Seung Gi hingga air matanya tumpah. Tapi ia tidak menghapusnya, karena membiarkan Hyo Joo melihatnya. "Mianhae, karena selama ini aku menjadi lelaki yang pengecut. Aku takut mengatakan jika aku mencintaimu, atau bahkan mendekatimu sekedar mengobrol. Aku tidak ingin jika belajarmu terganggu."

Hyo Joo tersenyum. Ia pun memegang bibirnya dengan tangan gemetarnya. Awalnya Seung Gi tidak mengerti. Tapi setelah berpikir, ia mengerti maksud dari gadis yang ia cintai itu. Seung Gi pun segera berdiri di hadapan Hyo Joo dengan sedikit membungkuk. Perlahan ia mendekatkan bibirnya pada bibir Hyo Joo, lalu mengecupnya perlahan. Sementara Hyo Joo menutup matanya perlahan dan menghembuskan nafasnya untuk terkahir kalinya. Mengetahui gadis yang ia cium tak bernafas lagi, ia melepaskan ciumannya dan memeluknya erat sambil menangis, bahkan berteriak.

"HYO JOO!!"

.

.

.

Hyo Joo membuka matanya dengan rasa terkejut. Pulpen yang sejak tadi di tangannya pun terlepas. Beberapa detik kemudian, air mata yang sudah tak tertampung di matanya pun menetes perlahan.

"Eonni... kau tidak apa?" tanya Ara penasaran karena melihat Hyo Joo menangis.

"Tidak apa kok...," ucap Hyo Joo sambil mengusap pipinya yang basah dan tersenyum. Namun air matanya terus mengalir, berbanding terbalik dengan apa yang ia ucapkan.

Melihat Hyo Joo tidak bisa berhenti menangis, Ara pun segera duduk di sebelah kakak kelasnya dan memeluknya.

-oOo-

"Ternyata bukan hanya aku yang menangis setelah mengingat memori di kehidupan sebelum reinkarnasi. Aku yakin, jika memori Hyo Joo eonni sama menyedihkannya denganku," ucap Ara pada Kyuhyun yang berjalan di sebelahnya menuju halte.

"Aku penasaran apa hubungan Hyo Joo sunbae dan Seung Gi sunbae. Apa aku perlu membangkitkan memori Seung Gi sunbae juga?"

"Ne. Kau harus menunjukkannya. Pasti ada hubungan antar keduanya di kehidupan pertama mereka."

Kyuhyun pun mengangguk-angguk menanggapi ucapan Ara barusan.

-oOo-

TING TONG! TING TONG!

R : Reincarnation [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang