Semakin hari semakin aku dibuat pusing oleh Boss-ku. Dari kontrak perjanjian kerja yang aneh yang dia buat untuk mengikatku selama setahun ke depan yang mengharuskanku untuk menuruti semua kemauannya, memanggilnya hanya dengan nama kecilnya, sekarang ia memintaku menunggunya di ruangannya, hanya duduk melihatnya bekerja, sementara Nadia sudah pamit pulang sejak jam kantor berakhir.
"Mr. Maxleon-"
"Dominic, Freyssa!" potongnya mengingatkan tanpa mengangkat wajahnya dari berkas di hadapannya.
"Uhm Dominic, apakah masih lama?" tanyaku takut mengganggunya.
Dominic mengangkat wajahnya menatapku. Ia meletakkan pena di genggaman tangannya ke atas meja setelah menutupnya, lalu menoleh padaku.
"Kenapa? Kamu bosan?"
"Uhm, bukan itu. Tapi aku ada janji dengan temanku," sahutku pelan. Malam ini Bella mengajakku merayakan pesta ulang tahunnya. Alano sudah berjanji padanya. Dan rencananya, kami akan merayakannya di club milik Alano.
"Siapa?" tanyanya cepat. Wajahnya tampak mengeras,
"Teman. Tetangga di apartemen."
"Laki-laki?"
Aku melengak menggeleng,
"Bella. Namanya Bella."
"Benar?" matanya menyipit curiga.
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Aku antar."
"Eh? Tidak perlu."
Dominic mendengus, membereskan kertas-kertas di atas mejanya, lalu beranjak menarikku keluar ruangannya.
"Aku perlu mengantarmu," katanya tidak bisa dibantah.
"Tapi aku benar-benar tidak perlu di antar! Aku pergi dengan Bella!" kuputar pergelangan tanganku mencoba melepaskan diri.
Dominic berhenti. Menoleh padaku dan menatapku tajam. Ia melirik jam di pergelangan tangannya lalu menghembuskan nafas kasar.
"Baiklah. Tapi aku tetap akan mengantarmu ke apartemen!"
Kata-katanya tidak terbantahkan karena ia langsung menarikku menuju lift khusus untuknya. Ia mencekal pergelangan tanganku erat-erat sepanjang perjalanan dalam lift menuju basement, seolah aku ini penjahat yang berniat kabur.
Aku hanya pasrah dan menurut saat ia mendorongku masuk ke mobilnya. Bahkan aku belum mengatakan alamat apartemenku saat ia menyebutkan dan memerintah supir pribadinya untuk terlebih dulu mengantarku.
Oh! Tentu saja dia tau bukan? Jangan lupakan CV-ku ada padanya!.
.
.
🌷🌷🌷
.
.
.
Aku mengekori Bella masuk ke dalam club malam yang terkenal dengan nama tenarnya. Alano, sang pemilik club itu adalah kekasih Bella. Rupanya Bella benar-benar jatuh cinta pada laki-laki tampan itu. Bahkan Bella mengatakan padaku bahwa Alano membuatnya tidak bisa melirik laki-laki lain lagi.
Hmm... jenis jatuh cinta yang membutakan!Cinta? Aku mendecih diam-diam. Cinta itu seperti narkoba. Saat kau mencicipinya, akan terasa nikmat. Tapi ketika kau semakin ingin merasainya, ia akan menggenggam kuat jiwamu hingga nafas terakhirmu. Dan aku tidak mau lagi merasakannya. Sakitnya masih terasa hingga ke tulang. Cinta itu sangat dekat dengan perselingkuhan. Aku sudah membuktikan bahwa seorang Andrew yang tampak sangat mencintaiku, toh menyerah dengan godaan Brigitta. Kemana cinta yang ia punya?
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Boss Arms
RomanceGak suka? Jangan baca! Khusus yang sudah berusia 21 keatas. Dilarang ngeyel, protes ataupun melakukan demo. Seperti biasa, cerita ini bukan untuk konsumsi anak-anak atau orang dewasa yang belum matang pemikiran dan diragukan kebijakannya dalam memba...