persaingan

1.8K 41 0
                                    

Taehyung pov.

Saat aku membuka mata. Aku begitu bingung. Di ruangan apa ini. Dan rasanya badan sakit semua. Dan genggaman itu masih melekat sempurna di jemariku.

Apakah ini benar youra. Apakah ini benar dia. Dia menemaniku sampai tertidur. Kasihan sekali dia. Wajahnya yang cantik alami membuat ku tak henti memandangnya. Sungguh menyejukan.

Andai saja kamu mengetahui semuanya. Entah apakah kamu masih mau bertemu dengan ku atau tidak

Hati yang begitu kawatir akan sebuah rahasia yang ia pendam bersama kedua orang tuanya.

Sebisa mungkin taehyung bangkit dari tidurnya dan mengelus lembut kepala adik nya yg masih terpulas. Genggaman itu tak kan ia biarkan lepas begitu saja. Dan tanpa ia sadari youra tengah terbngun .

Tapi ia masih tetap dalam posisinya dan menggenggam tngan kakak nya lebih erat lagi dan menikmati usapan kepala itu.

Taehyung merasakan genggaman di tanganya mengencang seketika. Apa mungkin youra bangun. Oh.. Jangan sampai tau ia sadar dari tidurnya.

Akhirnya taehyung berpura pura tidur kembali. Dan youra mengetahui kebohongan taehyung.

Youra melepaskan genggaman itu. Dan mengusap kepala kakak nya sembari pura pura nangis.

"Ahh. Knapa kakak belum bngun sih... Padahal kalau sudah bngun bisa di bawa pulang ke rumah. Tapi kalau belum sadar kata dokter harus segera di suntik sebanyak sepuluh kali untuk memulihkan nya. Ahhhh "

Youra sengaja menakut nakuti kakak nya itu dan sesekali ia melirik ke arah kakak nya yang mulai gelisah. Dan benar saja. Taehyung membuka matanya segera.

"Eh .. Nggk nggk nggk nggk. Enak aja. Udah sembuh woy"

Ucapnya dengan sok gaya cool.
Dan youra menertawainya.

"Ahahaha makanya . nggk usah pura pura .kuno tau nggk"

"Hehh iya iya... Btw siapa yg bawa aku ke sini"

"Itu.. Aku sama.. Temen aku ..namanya..."

"Jungkook"

Terdengar suara dari arah pintu yg terbuka itu. Betapa kagetnya taehyung melihat seorang pemuda yang sekarang tengah di hadapanya itu.

Jungkook hanya tersenyum miring sembari menatap taehyung dengan tajam.

Dan taehyung tak suka itu.

"Ahh iyaa ini kak sahabat ku jungkook"

Jungkook mengulurkan tanganya dan taehyung hanya melihat itu danpa membalas jabatan dari jungkook.

"Maaf tangan ku sakit akibat invus"

Ucap taehyung acuh. Dan youra menyenggol pundak kakaknya itu.

"Yang di invus tngan kiri. Bukan kanan. Cepetan"

"Kan nyalur juga sakit nya"

"Hih... Cepetan"

"Iyaa iyaa.. Bawel"

Taehyung pun akhirnya mau menjabat tangan jungkook tapi dengan paksa. Jungkook pun memperkenalkan namanya dengan senyuman manisnya. Sedangkan taehyung masih sangat acuh. Wajah tak suka.

"Jungkook"

"Taehyung"

Youra kembali menyenggol pundak kakak nya karna masih terlihat acuh kpada sahabatnya itu.

"Kak..."

"Apaan sih"

Jungkook pun menyadari sikap tak suka dari kakak youra itu. Ia pun menanggapinya dengan senyuman dan memberikan dua kotak bubur ayam untuk youra dan taehyung makan.

"Ahehe nggk papa kok youra. Mungkin kakak mu sedang bad mood."

"Emang pms apa. Bad mood sgala"

"Emm ini bubur ayam untuk kalian .aku sengaja membeli tadi, karna aku tau kalian pasti belum sarapan."

"Sok tau"

Sahut taehyung kesal dan youra menerima bubur itu . dan berterimakasih kpada jungkook.

"Makasih ya.. Kak makan ya"

Tawar youra kepada kakak nya.

Taehyung menggelengkan kepalanya .

"Nggk. Nggk lapar"

"Yakin... Ini kan bubur kesukanya kakak. Bener nggk mau"

"Kakak bilang nggak ya enggak "

Tiba tiba saja perut taehyung keroncongan dan terdengar begitu jelas di telinga youra dan jungkook.

Jungkoom hanya bisa menahan tertawanya.

"Tuh kan . kakak bilang tidak. Tapi perut kakak nggk bisa nolak. Ayo makan"

Ucap youra. Dan taehyung melihat jungkook yang tengah menahan tawanya .

"Ngggk usah ketawa. Nggk lucu"

"Ahehe maaf maaf"
Balas jungkook.

Tak sampai itu . taehyung pun masih beralasan.

"Minumnya mana. Ini ngasih nggk ikhlas ya. Makanan doang. Minumnya nggk ada."

"Aduh aku lupa tadi. Maaf ya"
Jwab junggkok dan youra kembali menepuk pundak kakaknya itu.

"Aawww apaan si dek. Di tabokin muluk. Kakak lagi sakit nih."

"Ya habis kakak sih. Udah di kasih .malah nggk bersyukur. Yaudah aku beliin minuman dulu"

"Lohh kok kamu. Tuh temen mu aja yg beliin. , jangan kamu. Kamu mnding suapin kakak aja ya"

"Kak, kasian jungkook baru datang. Masak harus keluar lagi. Sebentar kok. Nggk ada 10 menit. Yaudah da.."

"Ehhhhh hemmmzz"

Youra meninggalkan ruangan itu dan tinggal jungkook yg bersamanya kini.

Jungkook tersenyum sinis kepada taeyung dan berjalan santai menuju jendela kamar itu semabri memangku tanganya.

"Bagus sekali ekting mu selama ini taehyung"

"Apa maksudmu"

Balas taehyung smbari melihat ke arah jungkook dg kesal.

"Kamu kira aku tidak tau . kalau kamu dan youra sebenarnya bukan kakak adik. "

Taehyung sangat terkejud. Bagaimana jungkook bisa mengetahui rahasia yg selama ini ia pendam.

"Bagaimana..."

"Ayah mu sudah menceritakan semua kepadaku. Ups maksudku ayah tiriku. Semenjak ayah mu tinggal di rumah ku bersama ibu ku. Dia menceritakan semua kepadaku tentang mu dan youra"

Taehyung hanya mengumpat kemarahanya di dalam hati ia tidak bisa mengucapkan apapun. Karna itu benar adanya .

Ia bertemu dengan jungkook saat di korea . di mobil yang akan di gunakan ayahnya untuk pergi dari rumah lamanya bersama ibu tirinya dan seorang lelaki yang tak begitu jelas dia pandang mungkin kakak atau adik jungkook.

"Aku harap kau tak punya perasaan apapun dengan youra. Karna aku mencintainya. Jadilah kakak tiriku yang baik"

Senyuman miring itu membuat taehyung mengumpat dalam hati . rasanya ingin melayangkan tinjuanya secepat mungkin ke arah jungkook.

my brother my loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang