Walau ngga bilang tujuan dia apa kerumahku, tapi aku tau sekarang.
Dia minta dibantuin ngerjain tugas kelompoknya dengan Yuri.
Hahahaha. Kenapa lucu.
Lucu mukanya. Daritadi kujelasin dulu materi bagian dia apa, tetap aja nggak paham.
"Mangkanya kalau waktu dijelasin tuh didengerin!" Ucapku gemas lalu menyenggol bahunya. Biar akrab-akrab lucu gitu macem didrama.
"Aku dengerin. Tapi keluar lagi dari kuping kiri."
Aku mendengus.
"Coba kutanya. Ini dapet X darimana?"
"Dari kamu. Kan tadi yang nyari kamu." Jawabnya enteng tanpa beban.
"Hannieeee! Yang bener!"
"Aduh dipanggil panggilan sayang sama si sayang." Katanya sambil senyum-senyum ganteng gitu. Idih.
"Yang bener ah, kalo ngga nanti aku usir."
Dan, voila. Doi langsung ngerjain tugasnya dengan mudah sesuai yang tadi aku jelasin ke dia.
"Nah ini bisa. Kenapa ngga daritadi ajasih?" Aku sekalian tepuk tangan buat dia. Biar dia senang.
"Kalo bisa sekalian cium, dong?"
"IDIH!"
Dianya cuma ketawa ganteng. Huh. Aku sampai merinding.
***
Si pengganggu hariku itu sudah pulang 20 menit yang lalu. Bilangnya sih pulang, tapi aku yakin pasti kakinya nyasar dulu ke game center. Udah gede juga, masih aja main game center yang buat anak kecil. Ckckck.
Nah, sekarang, aku masih punya sisa malam ini sampai besok seharian penuh buat menikmati hariku sebelum hari senin nanti.
Aku kini sedang tiduran dikamar. Karena aku bosan nonton drama yang episodenya sudah kebanyakan. Aku melihat langit-langit kamar dengan banyak pikiran.
Isinya Jeonghan semua. Hhhh.
Aku mungkin mulai gila. Gara-gara Jeonghan.
Ting!
Aku lantas bangun mendengar handphoneku bunyi. Lalu detik selanjutnya aku menyerit membaca pesannya.
Hannie🛏
Taruhan basket di game center yuk. Sekarang. Aku jemput.Dih, ogah.
Hannie🛏
Telat nolaknya. Aku udah didepan rumah. Buruan, ngga usah dandan. Kamu jelek.YOON JEONGHAN!!!!
Aku langsung loncat dari kasur, beserta sumpah serapah kepada yang tersayang—eh Yoon Jeonghan sembari mengganti baju. Awas aja sih, kalau aku ada waktu, kuhabisi badan kurusnya dengan jurus Taekwondoku.
10 menit setelahnya, aku langsung turun dan mendapati manusia itu sedang menyunggingkan senyum gantengnya kepada Ibu dan Ayah. Mereka pasti kena pelet Yoon Jeonghan. Yaiyalah, orang senyumnya ganteng gitu.
"Om, tante. Anaknya saya culik dulu ya, lama kayaknya."
Buset, enak banget ngomongnya seenteng itu.
***
"Ngapain sih ngajak taruhan segala? Ngga punya duit tapi gengsi minjemnya ya pake ngajak taruhan segala?"
Padahal dia tau aku pendek. Masukin bola basket di game canter aja susahnya bukan main.
"Kalo ngomong difilter dulu kek. Lagian kalo pinter tuh jangan di pelajaran doang dong. Dasar ngga peka." Ucapnya sambil menggandeng tanganku.
Sudah macem guru Tk gandeng anak muridnya, tau?
Bentar deh, kok aku mencium bau-bau yang asing gini?
"Lah, sejak kapan pake minyak wangi, Han? Mau kemana sih hahahaha."
Yoon Jeonghan pake minyak wangi. Aku otomatis tertawa lalu berjalan duluan dan berhenti didepannya.
Hm.
Kalo dilihat-lihat, doi ganteng juga. Rambutnya rapih, bajunya rapih, mukanya ganteng.
Udah macem mau ken—
"Jen."
—can.
Serius nih? Ya enggak lah.
"Ha?"
"Udah sampe."
***
Aku udah bilang, kan, kalau aku ini ngga bisa main basket?
Ya masukin ke ring aja susah setengah mati. Dia sih gampang-gampang aja karna tinggi. Alhasil, dia ngetawain aku abis-abisan. Ugh.
"Udah puas ngetawain akunya?"
"Belom." Katanya dengan masih tertawa.
Sabar, Jenna. Sabar.
"Laper nggak? Pasti lah. Kan kamu makannya udah mirip babi." Ia berkata begitu lalu kabur dengan cepatnya.
"Sial!"
Dia berbalik badannya menghadapku yang jaraknya cukup jauh, kurang lebih 50 meter. Lalu dengan ngeselinnya, ia melakukan love-sign dengan tangannya sehingga dilihat oleh orang-orang.
Yoon Jeonghan kenapa malu-maluin sih!
ㅇㅇ
vomment dong biar semangat he🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
a J team - Yoon Jeonghan ✔️
FanfictionGimana sih, berhadapan langsung dengan Yoon Jeonghan, cowok tampan yang malasnya luar biasa, dan jago gombal? Nah, aku akan membawa kalian bagaimana rasanya dekat dengan Yoon Jeonghan! Kamu team #Jeonghan atau #Jenna? woonywoo, 2018.