"Yang bener ngerjainnya, Han! Kemaren ngerjainnya bisa, kenapa sekarang enggak?" Dia menyenggol pundakku pelan. Huh, gimana mau fokus, kalau fokusku ke dia semua?
"Aku paham kok, sekarang mending main basket yuk. Yang kalah beliin eskrim." Aku menutup kumpulan buku-buku yang menyebalkan didepanku ini. Dia menarik nafas perlahan.
Sebentar lagi dia mungkin akan meledak.
"HEH AKU TAU KAMU TUH SENGAJA KAN BIAR AKU KALAH TERUS?!"
Huh, untung sayang.
Iya, semenjak kejadian yang nggak romantis-romantis amat malam itu, akhirnya Jeonghan dan Jenna jelas sudah status hubungannya.
Kalian jangan mengharapkan aku akan nembak dengan cara romantis gitu. Selain bukan tipeku banget, Jenna juga sepertinya nggak terlalu suka.
Tuhkan, selera aja bisa samaan gitu. Tanda-tanda jodoh ini. Haha.
"Ya habis gimana, Jen. Aku kan jagonya basket doang. Sama satu lagi sih." Aku menggantungkan ucapanku diudara, membuat Jenna mengernyit penasaran.
"Apatuh?"
"Aku jago kalo sayang sama kamu."
Hehehe.
"Idiih!"
Untungnya lagi, nggak ada yang berubah dari kami semenjak itu. Tapi pernah sih sekali-dua kali wajahnya memerah karna malu digodain sama aku.
Lucu kan.
Jadi, kencan kami hari ini dicafe dekat rumahnya. Judul utamanya sih belajar karena sebentar lagi ujian nasional. Tapi, nggak ada didalam kamusku belajar serius. Apalagi sama Jenna. Kan jadi maunya ngajak main terus.
"Trus maunya apa, hm?" Aku memajukan wajahku didepannya, dibalas dengan dahiku yang disentil olehnya.
Diajarin siapa sih ini.
"Apa ya." Ia tampak berpikir. Jam masih siang, waktuku masih lumayan banyak sampai malam nanti.
Kalau perlu sampe besok pagi. Hehe.
"Nonton?" Ia bergumam pelan yang masih bisa didengar olehku.
"Main?"
"Diem?"
"Ke taman?"
"Kemana dong?"
"Aku pengen jalan-jalan tapi pasti nanti mata cewek-cewek pada ngeliatin kamu semua. Males."
Aku menghembuskan nafas serta memutar mataku lelah. Astaga, kenapa perempuan susah banget ngambil keputusan sih?
Tapi yang terakhir lucu, aku jadi senyum.
"Aku bingung." Ia bersuara lagi setelah ada jeda yang lama, sambil meminum cappucino yang ada didepannya.
"Nonton aja yuk."
"Yuk. Kamu yang bayarin kan?" Dia menaik turunkan alisnya berkali-kali.
Astaga, lucu!
Aku jadi senyum-senyum gini jadinya. Udah mirip orang gila.
"Aku bayarin deh kalo nonton horror. Gimana?" Aku membalas dengan menaik-naikan alisku juga.
Udah lucu inisih.
"Ogah."
"Yaah, kok gitu?" Aku sengaja menghela kecewa. Kalau kata Jenna sih suaraku lucu. Aku jadi sengaja ngomong gitu sekarang.
"Astaga, jangan gitu dong suaranya! Aku nggak kuat." Ia berseru sambil menutup semua mukanya dengan tangan.
Hehe. Jenna lucu.
Kayaknya, duo J ini akan bucin.
***
Akhirnya, ujung-ujungnya kita main dipinggir sungai, biar macem pasangan yang lain. Haha.
Aku yang menyarankan, doi sih iya-iya aja. Tapi kalian harus tau, selama tadi diperjalanan, mata Jenna selalu melotot tiap ada cewek yang melihat ke arahku.
"Kamu tuh serem kayak singa tau nggak?" Aku berkata setelah selesai membeli minuman di minimarket. Ia cuma mengangkat bahu.
"Kemaren bilang aku kaya harimau, sekarang singa. Besok-besok apa?"
"Pinguin."
"Lucu dong?"
"Iya, kayak kamu."
"Woi!!!" Dia memukul bahuku dan tertawa yang hanya kubalas dengan tawa juga.
Udah macem drama yang aku dan Jenna pernah nonton.
Matahari mulai turun diufuk barat, menghasilkan warna jingga yang cantik banget. Udah warnanya cantik, ditemani oleh cewek cantik pula. Kan jadi enak.
Hehehe.
Jenna daritadi nggak berhenti ngomong. Dia ngomong apapun, mulai dari ngomongin Seungcheol, sampe ngomongin Mingyu.
"Kenapa sih Mingyu bobrok banget gitu anaknya. Ketutupan gantengnya."
Wah, memancing kemarahan saudari Jenna. Dia nggak tau apa, kalo bilang orang lain ganteng didepan pacar sendiri itu sama aja mencari keributan?
Jadi badmood.
"Hm. Iyadeh, Mingyu emang ganteng. Aku jelek." Aku berkata datar lalu enggan menoleh kearahnya.
Padahal udah enak-enak suasananya, eh dibikin bete.
"Pfffft." Anjir, nyembur!
Sedetik setelahnya, tawa Jenna pecah. Asli, ketawanya kenceng banget sampai beberapa orang nengok ke arah kita.
Dia ketawa lumayan lama, dan keliatan banget ketawanya seneng.Aduh, cantik. Enggak jadi deh betenya.
"Aduh perutku sakit." Ia memegangi perutnya sambil masih ada sisa-sisa tawanya. Udah puas, Jen?
"Kamu tuh lucu, Han. Enggak usah cemburu gitu kenapa sih."
"Biarin. Jangan sebut-sebut nama cowo lain, apalagi ditambah ganteng. Aku doang yang ganteng."
"Dih. Tadi bilang jelek, sekarang ganteng, gimana sih? Hahaha."
"Di inget tuh."
"Han, liat aku deh."
Hng? Kenapa nadanya serius banget gini? Apa aku salah ya?
Mau nggak mau, aku menatap wajahnya yang serius itu."Aku ada salah? Maaf deh kalo git—"
"Han, mau Mingyu ganteng banget kek, atau Seungcheol jadi hot banget, aku tuh sukanya sama kamu, sayangnya sama kamu, oke? Duh, gara-gara kamu aku jadi bucin gini."
Aku jadi terdiam.
Yoo Jenna, kenapa kamu bikin aku tambah gila?!
KAMU SEDANG MEMBACA
a J team - Yoon Jeonghan ✔️
FanfictionGimana sih, berhadapan langsung dengan Yoon Jeonghan, cowok tampan yang malasnya luar biasa, dan jago gombal? Nah, aku akan membawa kalian bagaimana rasanya dekat dengan Yoon Jeonghan! Kamu team #Jeonghan atau #Jenna? woonywoo, 2018.