03. Give It Back

19 4 0
                                    

Bola mata Amora membesar, itu 'kan laki-laki kepo yang menyebalkan tadi pagi.

Mau apa lagi sih dia? Batin Amora.

Katty terpana oleh sosok yang di lihatnya itu, ganteng banget, pikirnya. Katty menyikut lengan dua temannya dan dengan segera, kedua dayang-nya itu menerima nampan makanan dan minuman tersebut.

"Lo anak baru ya?" Tanya Katty lembut.

Sikap Katty yang tadi angkuhnya minta ampun itu, lansung berubah 360 ° dalam sekali kedipan mata.

Katty memperbaiki letak rambutnya, lalu tersenyum seraya menunggu jawaban lelaki tampan bermata hazel itu.

Sam menghela napas, lalu menjawab singkat, "bukan."

"Oh iya?" Katty mengangguk-angguk, "tapi, gue belum pernah lihat lo sebelumnya, jarang keluar kelas ya?"

Fix, basa-basi banget.

"Lo aja yang nggak pernah lihat," Yap, itu adalah jawaban terbuntu yang pernah Amora dengar.

Sementara itu, bagi Katty, jawaban Sam barusan adalah jawaban terjutek dari sekian banyak lelaki yang pernah berbicara dengannya.

Biasanya para lelaki akan berlomba-lomba untuk bisa berbicara dengan Katty Ratu Darmawangsa, primadona SMA Harapan Bangsa, tapi lelaki itu berbeda.

"Kalau gitu, kita ha-"

"Ada cabe yang nempel di gigi lo," Sam memberitahu.

"Hah?" Katty lansung mengeluarkan cermin lipat yang selalu di bawanya kemana-mana dan mengecek kebenaran dari hal yang Sam katakan dan sayang sekali, itu benar.

Merasa malu sampai ke tulang-tulang tubuhnya, Katty lansung berjalan cepat meninggalkan kantin, di ikuti ke dua dayang-nya yang masih membawa nampan.

Di sisi lainnya, Amora terpaku dengan perasaan heran dan bingung yang amat besar.

Peristiwa itu terjadi terlalu cepat dan mendadak.

"Bego banget lo jadi orang, mau aja di suruh-suruh."

Datang-datang, ngatain orang bego. Itulah yang di pikirkan Amora saat ini.

Amora mendongak, "Lo ngapain sih barusan? Hah? Gila lo?"

"Ngomong," jawab Sam singkat.

Amora menggeleng, "maksud gue, elo beliin makanan buat Katty-"

"Itu lo tahu, ngapain masih nanya?"

Sarkas.

"Argh! Terserah!" Amora jadi geram sendiri.

Grep.

Sam menahan lengan Amora, gadis itu mengeram kesal, "apa lagi sih?"

"Uangnya?" Sam mengulurkan telapak tangannya.

Amora mengernyit, "uang apa?"

Melodi HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang