Suara dentingan piano mengalun memenuhi ruangan, jemari lentik itu terus menekan. Matanya memejam, seolah-olah menikmati melodi indah yang dia mainkan.
Namun, nyatanya, suara hujan selalu saja meredam segalanya. Pejamannya bertambah kuat, keningnya mengerut dalam. Pikirannya kacau, begitu juga hatinya.
Tidak lama, jemari lelaki itu berhenti. Matanya menyorot jendela, bibirnya bergerak perlahan.
"Percayalah, bahwa hujanpun punya melodinya sendiri."
Saat ini, aku sedang mencoba untuk merasakannya. Sambung Sam dalam hati.
🔵🔴
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Hujan
Teen Fiction[ DON'T JUDGE A BOOK BY THE COVER] Percayalah bahwa hujanpun punya melodinya sendiri ♫ . TeenFiction