09. Zaman Now

26 3 11
                                    

Amora mengigit bibir dalamnya, kini dia sedang berada di UKS. Lebih tepat, sedang mengobati pipi Ran yang agak membengkak, setelah kejadian tadi.

Hati Amora gundah tanpa alasan yang jelas, dia sendiri sampai kebingungan menemukan alasannya.

"Ehh!" Pekik Ran refleks menjauhkan wajahnya dari kapas.

Pasalnya, barusan Amora hampir saja menempelkan kapas yang berteteskan betadine itu di bibir Ran.

Bisakah kalian jabarkan, bagaimana rasanya berciuman dengan betadine? Sepertinya pahit-pahit aneh begitu ya kan?

"Sorry," Amora tampak menyesal.

Ran mendesis pelan, lalu mendengkus seraya menatap langit-langit ruangan. "Elo kenal anak songong tadi?" Tukas Ran serius.

Amora mengangguk sebagai jawaban.

"Lo kenal dimana?"

"Lo nggak perlu tahu se-detail itu kan, Ran."

"Jelas, gue perlu tahu, Mor. Lo sahabat gue, gue nggak bakal biarin lo bergaul sama orang kayak dia."

Suasana menjadi sengit. Jujur, Amora paling tak suka, kalau Ran sudah kepo seperti ini.

"Emang Sam orang kayak apa?" Seru Amora.

"Lo bahkan tahu nama dia."

Cemburu? Ran rasa tidak.

Dia hanya merasa tidak suka saja, saat lelaki bernama Sam itu berada dekat dengan Amora. Sangat tidak suka.

"Oh ya, Ran, lo enggak boleh bersikap kayak tadi. Lo nyakitin perasaan dia," Amora menghela napas lelah.

"Lo nggak sadar, dia tadi cuman caper sama lo?" Tanya Ran ketus.

"T-terus emangnya kenapa?"

"Ya ... Gue nggak suka aja," Alis Amora tertarik. Maksud Ran apa?

"Lagi pula, lo kan enggak nyaman di dekatin cowok selain gue." Ran yang percaya diri.

"E-enggak juga tuh! Biasa aja," jawab Amora cepat.

Terdapat guratan sedih di wajah Ran. Dia menghela napas pelan, di bagian lubuk hatinya, ada sedikit luka. Dasar sahabat tidak peka, sudah di kodepun tidak mengerti.

🔵🔴

Amora merebahkan tubuhnya di atas kasur, dia mengenakan earphone-nya. Lagu '8 Letters' milik group terkenal asal Amerika, Why Don't We, menjadi lagu favorite-nya akhir-akhir ini.

You know me the best, you know my worst, see me hurt, but you don't judge.
That ri-

Drrt!

1 pesan di terima!

Amora melirik hp-nya yang dia taruh di sisi kanan guling, kemudian meraih benda canggih tersebut dan mengecek notifikasi yang masuk.

Melodi HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang