Amora tak bisa berkata-kata lagi, raga mungilnya lemas seketika. Dia bahkan tak berani menatap Ran, apalagi bicara dengan lelaki itu. Jiwanya tidak tenang, raganya lemas. Complicated.
Mobil Ran sudah tiba di depan rumah kediaman Amora. Dia segera melepas seatbelt.
Sial. Tidak bisa di lepas, apa lagi yang harus Amora hadapi.
Ran menangkap Amora yang kesusahan melepaskan seatbelt-nya. Dia mendekat ke arah gadis itu membantunya.
Jantung Amora berdebar-debar, begitu pula Ran. Tapi Amora bukan berdebar, karena cinta, tapi terkejut.
"Ma-makasih."
Ran tak menjawab Amora. Gadis itupun memilih untuk segera keluar saja.
"Yang tadi lupain," Amora terpaku. Ran menghela napas, "yang tadi lupain aja."
"Anggap gue nggak pernah ngomong itu ke lo."
Amora terpaku.
"Ran, maaf," ujar Amora menunduk.
"Lo nggak salah. Ngapain minta maaf."
"Maaf," ujar Amora lagi.
"Udah gue bilang, lo nggak salah."
"Maaf."
"Lo bilang sekali lagi gue cium," ancam Ran. Dia terdengar serius.
Amora lansung diam seribu bahasa.
"Balik sana," suruh Ran menutup kaca mobilnya, lalu mobilnya pun melaju, hingga akhirnya hilang di telan waktu.
Amora menatap langit malam dengan tatapan yang sulit di jabarkan. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Ran adalah sahabatnya dan Sam adalah---loh, kok jadi Sam?
Amora lansung menggetok kepalanya sendiri. Kenapa otaknya jadi di penuhi Sam terus. Menyebalkan sekali.
🔵🔴
Setelah siap memarkirkan motornya di bagasi, Sam lansung memasuki rumah. Masih sama, sepi dan hening. Tidak ada yang beda dari hari-hari sebelumnya.
"Sam."
Langkah Sam melambat.
Suara itu.
Cepat-cepat, Sam berlari meninggalkan ruang tamu. Tapi dia masih kalah cepat dengan pria bertubuh tegap itu.
"Kau mengabaikan ayahmu sendiri? Ini yang kau pelajari dari omamu?"
Tangan Sam mengepal kuat. Dia paling tidak suka orang menghina omanya.
"Kenapa ayah ke sini?"
Pria itu mendesis pelan, "aku tak ingin bertele-tele, kemasi barang-barangmu."
Sam mengangkat kepalanya, "apa?"
"Kemasi barang-barangmu. Kita pergi sebentar lagi."
"Kau ingin membawaku pergi?? No. No, never. I wouldn't leave my grandma."

KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Hujan
Teen Fiction[ DON'T JUDGE A BOOK BY THE COVER] Percayalah bahwa hujanpun punya melodinya sendiri ♫ . TeenFiction