10. Friendzone

16 4 15
                                    

Cek mulmed deh, ada Sam lagi niup balon👆👆

🔵🔴

Hari ini, matahari bersinar dengan begitu terik. Sambil berjalan menuju kelas, Amora menghapal materi ujiannya. Berulang kali dia menghela napas, "aduh, susah banget!" Katanya.

"Ish, gara-gara si songong itu, gue jadi nggak bisa fokus belajar! Awas aja kalau ketemu!"

"Dasar Sam! Cowok aneh! Gaje. Jelek, ish!" Gerutu Amora.

"Kayaknya ada yang nyebut nama aku deh."

Langkah Amora terhenti, jantungnya berdetak tak normal. Tunggu-tunggu, itu-tadi-suara-Sam?!

"Morning," Sam mendekati Amora.

Kedua tangannya dia simpan di dalam saku celana.

"Aku dengar tadi. Kamu enggak fokus gara-gara aku, hm?"

Amora semakin menundukkan kepala dan menggigit bibir dalamnya.

Sam tersenyum gemas.

"Jadi-"

"Sutt! Diem!" Potong Amora.

Sam bungkam, namun tidak lama.

"Jadi?"

"Apaan yang jadi?" Amora balik tanya.

"Jadi, akunya udah berhasil belom?"

Amora semakin bingung di buat Sam. "Berhasil apaan? Lo ngomong apa sih, nggak ngerti gue," balas Amora.

Sam mendesis, "berhasil nyulik hati kamu dari tempatnya," Sam tertawa receh.

Ya, Sam selalu receh.

"Dih, kalau lo nyulik hati gue, gue nggak punya hati lagi dong!"

"Yaudah nih, aku kembaliin 5 menit."

Lagi-lagi, Sam tertawa receh. Oke, lalu hening. Jadi, apa yang lucu?

"Entah ah, lo buang-buang waktu gue aja, mending gue belajar!" Amora berlalu begitu saja.

Sam tidak mengejar atau mengatakan apapun lagi, dia hanya tersenyum dan menatap Amora yang mulai lenyap di telan waktu.

🔵🔴

Ran menatap tajam dua laki-laki yang sedang duduk santai di kantin itu. Tanpa permisi, dia lansung saja bergabung bersama keduanya.

Ada raut terganggu di wajah lelaki yang bermata agak sipit.

"Ngapain lo duduk disitu, hah?" Sinis Ronan. Ya, tentu saja, dia masih ingat jelas perkataan tajam yang lelaki sok perfect itu tujukan pada sahabatnya.

Gini-gini, memori Ronan masih bagus loh.

"Kenapa? Nggak boleh? Ini tuh tempat umum, enggak ada larangan buat gue duduk disini," balas Ran nyolot.

Juga ngegas.

"Kok nyolot," protes Ronan.

"Lo duluan."

"Kok gue?!"

"Emang."

Melodi HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang