04. Rabbit

22 3 6
                                    

Sam mengenakan hoodie navy-nya, kemudian mendorong pintu kaca itu. Tadinya dia ingin sedikit bersikap romantis, tekankan itu, sedikit dengan upaya membukakan pintu dan mempersilahkan Amora masuk terlebih dahulu.

Namun, ekspetasi sering kali mengecewakan para penonton. Gadis yang entah bagaimana bisa mencuri perhatian Sam di kali pertama jumpa itu, malah nyelonong dan bergerak entah kemana.

"Sabar-sabar, cinta itu butuh perjuangan."

Setelahnya, Sam segera masuk dan mencari keberadaan Amora. For your information, saat ini, detik ini, Amora dan Sam sedang berada di toko boneka serba ada terbesar di kota Jakarta.

Menurut Amora, hadiah yang akan paling di sukai oleh perempuan adalah boneka, jadi Sam memutuskan untuk mengikuti saran Amora.

Walau tadi mereka sempat terlibat perdebatan kecil, antara kado boneka atau buku.

Skip.

Setelah beberapa waktu lalu mencari Amora, akhinya Sam menemukan gadis itu tengah berdiri seraya menatap kagum pemandangan indah berbagai jenis, bentuk, serta rupa boneka yang berjejer rapi itu.

Sam mendekati gadis itu, tidak sadar bibirnya melengkung. Lihatlah, Sam bahkan seketika lupa apa yang tadi ingin dia lakukan, saat melihat Amora tersenyum.

Memang benar ya, cinta itu sederhana.

"Yang itu lucu banget!" Amora berlari kecil mendekati sebuah boneka kelinci berbulu putih lembut dengan mata yang membulat lucu. Boneka itu bahkan mengenakan baju kaos merah maroon.

Sam mengeluarkan hp-nya dan mengarahkan lensa kameranya ke Amora yang kebetulan tak menyadari kehadirannya.

Ckrek!

"Mampus," Tukas Sam panik seketika.

Ternyata hp Sam tidak sedang dalam mode silent, jadi saat memotret, suaranya terdengar.

Ah! Sial banget gue, gawat. Batinnya.

"Eh, sejak kapan lo udah disitu? Atau jangan-jangan lo yang motret ya? Foto apa lo, jangan bilang lo foto gue! Hayo, ngaku lo, ngaku!" Tuduh Amora meletakkan kembali boneka dan segera mendatangi Sam.

"Eh ... Mau ngapain lo ... Nggak boleh, mau lo apain hp gue!?"

Ya, Amora mencoba untuk merampas hp Sam dari lelaki itu. Tetapi, pastinya Sam melindungi hp-nya dan berusaha menjauhkannya dari Amora.

Siapa yang mau ketahuan mengambil foto orang yang di sukanya secara diam-diam, mau taruh dimana wajah tampan Sam ini?

"Kemariin! Kasih gue!" Pekik Amora melompat-lompat dengan tangan terulur panjang untuk menggapai hp Sam.

"No! Never! Sana jauh-jauh ... Eh, eh, lo modus! Lo pegang-pegang!"

"Modus kepala lo!" Sinis Amora.

"Modus, lo tarik-tarik baju gue, tarik-tarik dasi gue! Modus!"

"Bodo amat! Sini hp lo! Kalau lo nggak salah, kasih gue lihat!"

"Nggak-nggak!"

"Ah!" Pekik keduanya bersamaan. Hp Sam terlempar ke lantai, bersamaan dengan itu, tubuh keduanya terhuyung ke lantai.

Hening.

"Betah banget meluknya, Mbak," Sam berkata setengah berbisik.

Amora sontak membuka matanya, hal pertama yang dia lihat adalah tatapan mengejek Sam.

Tangan Amora menarik seragam Sam kuat, kini posisinya, Amora menindih Sam.

Astaga, apa-apain!

Amora melihat sekelilingnya, tidak ada siapapun. Untung saja, tempat ini tidak terlalu ramai atau Amora harus menanggung rasa malu seumur hidup sampai ke cucu-cucunya.

Buru-buru, Amora berdiri dan bertingkah seolah-olah yang terjadi barusan hanyalah angin yang numpang lewat.

Sam tak dapat menahan dirinya lagi untuk tidak terkekeh geli, tawanya membludak. Sambil memegang perutnya yang mulai nyeri, Sam berseru, "parah, parah banget, sumpah. Muka lo lucu banget!"

Amora memejam kuat, Sam sungguh menyebalkan.

"Parah, parah," Tawa Sam lama-lama mulai surut. Dia menatap wajah Amora yang terlihat kesal.

"Sorry-sorry, soalnya lo lucu banget."

Amora memutar bola matanya malas. "Muka lo tadi kayak gini," Sam memejamkan matanya kuat sembari menirukan gestur mulut Amora tadi, ketika mereka terjatuh.

"Terus lo meluk gue! Erat banget. Ya, usaha lo buat modus berhasil, bahkan dapat bonus, bisa meluk gue lama." Amora semakin jengkel mendengarnya.

"Please deh, lo itu udah kelewatan."

"Ya, emang. Kelewatan mencintaimu," goda Sam, lalu tertawa receh.

Amora tertawa palsu,"Hahaa, lucu ya. Romantis banget gombalannya. Hah."

"Makasih."

"Tapi bohong! Blek!" Amora menjulurkan lidahnya, mengejek, lalu segera berbalik dan melenggang meninggalkan Sam.

"Eh, mau kemana lo?" Mendadak, Sam mendapat sebuah ide jahil, "eh, woy. Di kaki lo kayak ada yang gerak-gerak gitu, warnanya hitam kecil-kecil."

Wajah Amora memucat, lansung saja dia menghentak-hentakkan kakinya ketakutan.

Mungkin saja itu cacing atau semut!

"Ahh! Mana-mana?!"

"Tapi boong! Haha! 2-1."

🔵🔴

See you.

Melodi HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang