05. Feeling Alone

23 4 14
                                    

Langit sudah gelap, ketika Sam tiba di rumahnya. Kondisi rumah yang sepi sudah dapat menyakinkan Sam, bahwa tidak ada siapapun di rumah besar itu. Sam menghela napas berat, baiklah, dia telah terbiasa.

Hanya bersama seorang maid dan tiga bodyguard yang di tugaskan menjaga dan mengurus rumah oleh eyangnya.

"Malam, Tuan Sam," sapa Mbak Olla, orang kepercayaan eyangnya Sam, di sertai senyum ramahnya.

Sam mengangguk pelan, lalu balas tersenyum kecil, "malam juga, Mbak."

Lelaki itu sudah akan berjalan melewati Mbak Olla. Namun, tiba-tiba Sam menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Mbak Olla.

"Mbak, Sam boleh nanya nggak?"

Mbak Olla mengerutkan kening, lalu mengangguk dua kali.

"Kalau cewek jutek, cara deketinnya gimana sih, Mbak?"

Pertanyaan bernada polos itu berhasil membuat sudut bibir Mbak Olla berkedut.

"Em, cewek jutek ya ... Coba saja tuan gombal? Mana tahu dia-nya baper," saran Mbak Olla.

"Selain gombal? Soalnya kemarin pas Sam gombalin, dia-nya malah pergi. Miris tahu, Mbak. Sakit."

Ternyata benar, tuannya sedang jatuh cinta. Dulu ketika pertama kali Mbak Olla menginjakkan kaki di kediaman keluarga Ardiotama, Sam hanyalah seorang bocah laki-laki yang lebih suka tidur di sofa ruang tengah daripada di kasur, karena dia bilang kamarnya sepi, sementara di ruang tengah ada televisi.

Ya, jadi tidak heran, selama 10 tahun, tagihan listrik di kediaman Ardiotama selalu tinggi. Bagaimana tidak? Sam selalu menghidupkan televisi, saat dia ingin tidur.

Sebuah hal ajaib akan terjadi, saat televisi di matikan, Sam akan tiba-tiba bangun dari tidurnya, lalu rewel dan mengomel atau bahkan menangis, sehingga membangungkan semua penghuni rumah.

Namun, kebiasaannya itu mulai memudar seiring waktu.

"Ya sudah, lansung tembak saja, kalau memang tuan suka."

Mata Sam membulat terkejut, "yaelah, Mbak. Jatuhnya ngegas banget, Sam yakin 99, 999999% dia bakalan nolak."

Sam mengisi gelasnya dengan air, lalu menghabiskannya dalam sekali teguk dan mendaratkan bokongnya di sofa.

"Pengecut lo. Belum coba, udah yakin bakal di tolak. Dasar bocah."

Bukan Mbak Olla yang bicara, melainkan Sagara Cio Ardiotama, kakak laki-laki Sam yang notabene seorang penyanyi solo yang namanya akhir-akhir ini tengah melambung tinggi, setelah membintangi film adaptasi novel mega best seller di Indonesia.

"Lo sejak kapan nguping, hah? Perasaan tadi nggak ada orang disitu, udah kayak hantu aja lo," ketus Sam menoleh ke arah tangga.

Mbak Olla lansung membungkuk sopan dan segera meninggalkan dua insan itu di ruang tengah merasa tak berhak mendengarkan perbicaraan dua cucu majikannya itu.

"Gue bukan mau nguping, tapi suara lo aja yang kuat mirip toa."

"Perasaan enggak," jawab Sam ketus.

Melodi HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang