Pagi yang seharusnya diiringi dengan senyuman sang Surya, berganti dengan mendungnya langit, sepertinya sang Surya sedang ingin bermalas - malasan dibalik kabut hitam diatas sana. Pukul sudah menunjuk keangka 8 pagi tetapi, diluar sana langit masih seperti jam 4 pagi. Taeyeon sudah sibuk dengan segala peralatan perangnya didapur, dengan perut yang sudah buncit, sesekali ia mengusap lembut perutnya sembari menyapa mahluk kecil didalam sana. Ini sudah 7 bulan setelah ia mendapatkan kabar bahwa dirinya tengah hamil kembali, dan ia sangat bersyukur kehamilan saat ini begitu sehat, janinnya sangat kuat ia teringat saat 4 bulan yang lalu pernah terjatuh di kamar mandi tetapi saat Jiyong membawanya ke rumah sakit, doker kandungannya bilang bahwa kandungan itu baik - baik saja, hanya saja kakinya yang berakhir dengan lilitan perban karena terkilir. Ia juga tidak mengalami nyidam, tetapi suaminya yang mengalami dan Seungri harus dibuat kerepotan karena suaminya selalu meminta pada Seungri, lucu memang.
Sepasang tangan melingkar pada perut buncitnya, mengusap lembut dan mencium bahunya yang terekspos karena saat ini Taeyeon hanya memakai daster dengan tali seukuran jari." kau sudah bangun oppa? " sapa Taeyeon pada lelaki yang saat ini tengah bermanja - manja.
" hmm " balas lelaki itu, suaranya masih serak khas orang bangun tidur.
Taeyeon memutar tubuhnya menjadi menghadap Jiyong, ia mencium bibir seksi milik suaminya sekilas dan mengulurkan tangannya pada dahi suaminya.
" masih sedikit panas, duduklah sebentar lagi buburnya matang "
Jiyong memang sedang sakit, tetapi keadaannya sudah mendingan ketimbang kemarin. Dua hari yang lalu Jiyong pulang dengan badan yang basah kuyup, mobilnya entah kenapa tiba - tiba mogok ditengah hujan deras saat ia akan pulang, karena ia sudah merasa lapar dan mendadak ingin sekali makan ayam goreng buatan istrinya, Jiyong nekat keluar dari mobil dan langsung berlari ke halte menunggu bus, tetapi itu bukan pilihan yang tepat karena ia harus rela menerjang hujan deras disertai badai angin sedang.
" maaf sudah membuatmu khawatir kemaren " ucap pria bermata hazel, masih dengan posisi mendekap tubuh istrinya.
" tak apa, wajar aku khawatir kan? Yang terpenting kau sudah agak mendingan "
Taeyeon segera melanjutkan kegiatan masaknya, sedangkan Jiyong masih menempel ditubuhnya, pria itu enggan menjauh dari tubuh istrinya, sebenarnya Taeyeon sedikit kikuk tetapi ya beginilah kalau suaminya sedang sakit, dia benar - benar manja.
" anak appa sedang apa disana? Kau tidak kedinginan kan? " Jiyong sedang bercakap - cakap dengan anaknya yang masih berada didalam perut sang istri, membuat Taeyeon sesekali tertawa.
.
.
.
.
.
." mianhe "
Taeyeon menunduk melihat wajah suaminya yang sekarang sedang berada di pangkuannya, saat ini mereka berdua sedang berada diruang keluarga menonton acara televisi yang akhir - akhir ini menjadi tontonan favorit Taeyeon, Knowing Brother.
" wae? Kau tidak salah ,ada apa? "" membuatmu seperti ini, pasti sulit untukmu beraktifitas dengan perut yang seperti ini, bahkan setiap malam kau tidak bisa tidur dengan nyenyak akhir - akhir ini " ya semenjak kehamilan istrinya menginjak usia 6 bulan dan sekarang sudah 7 bulan lebih, Taeyeon memang sulit untuk tertidur, ada saja yang ia keluhkan, seperti merasa kepanasan padahl suhu AC sudah sangat rendah, perut yang gatal, dan membuat Jiyong selalu mengusap - ngusap perutnya setiap malam, selalu terbangun karena haus atau ingin buang air kecil, ia juga tidak selincah dulu, Taeyeon mengalami kenaikan berat badan yang cukup drastis dari dulu yang hanya 48 dan sekarang 80 kg, bisa dibayangkan bagaimana penampilannya sekarang tetapi itu tidak membuat Cinta Jiyong berkurang, pria itu malah menjadi seribu bahkan berjuta kali lipat kebih sayang dan Cinta pada istrinya.
" aku tidak merasa repot, aku malah menikmati setiap harinya, aku bahagia karena akhirnya aku bisa merasakan kehamilan lagi, ini anugerah terindah "
KAMU SEDANG MEMBACA
( GTAE ) THE VOW
FanfictionJika sebuah janji sudah terucap,maka tanpa kita sadari sebuah tali yang tak terlihat juga telah mengikat pada dua insan yang telah mengucapkan sebuah janji suci itu.