17

461 65 6
                                    

Eak eak eak

Suara tangis si mungil Jitae membuat Jiyong segera tersadar dari tidurnya, pria berkumis tipis itu segera bangkit dari sofa dan menghampiri keranjang bayi tempat Jitae tidur.  Dengan perlahan Jiyong menggendong bayi mungilnya mencoba untuk menimang  si bayi agar berhenti dari tangisnya tak lupa pria itu juga telah memberikan susu, Jiyong tahu kalau anaknya itu lapar.  Jitae pun terdiam, bayi itu tengah sibuk meminum susunya, sementara Jiyong tersenyum melihat betapa lahapnya si bayi, mata lelaki itu melirik sekilas pada Seungri yang tidur pulas diatas ranjang khusus untuk pendamping pasien, sudah seminggu ini Seungri menemaninya bermalam di rumah sakit. Kini mata Jiyong tertuju pada wanita yang tengah terbaring lemah di ruangan sebrang sana, uap penghangat ruangan menguar menciptakan sedikit kabut pada kaca pembatas ruangan itu, ini sudah tepat 2 bulan dan wanitanya itu masih betah berbaring disana dengan berbagai alat penyokong menempel ditubuhnya.

" Jitae ya,  apa kau merindukan omma ?  " tanyanya pada Jitae yang masih sibuk menghabiskan sebotol susu. " appa sangat merindukan omma mu,  bantu appa berdoa agar omma cepat bangun ya " lanjutnya dan disusul dengan sebuah kecupan pada kening Jitae, kemudian matanya kembali fokus pada tubuh Taeyeon.

Sudah sekitar setengah jam Jiying menimang Jitae, lelaki itu tersenyum saat menyadari si mungil sudah kembali tertidur pulas, dengan perlahan pria itu meletakan Jitae le keranjang bayi.

Setelah puas memandangi wajah damai Jitae, Jiyong memutuskan untuk masuk ke ruangan Taeyeon, lelaki itu ingin menumpahkan perasaan yang saat ini sedang ia rasakan dan juga ingin melaporkan perkembangan Jitae pada sang istri, walaupun istrinya itu tidak pernah merespon. Setelah selesai memakai baju khusus, lelaki itu membuka pintu ruangan Taeyeon dan segera masuk. Suara deru alat detak jantung Taeyeon memenuhi ruangan, lelaki itu duduk disamping ranjang Taeyeon, memandangi wajah pucat sang istri dan tangannya menggenggam tangan pucat itu.

" hei...  Apa kabar sayang ? Maaf aku mengganggumu di tengah malam seperti ini,  tapi aku sangat merindukanmu " Jiyong berhenti sejenak dan kembali memandangi wajah Taeyeon berharap kalau sang istri akan meresponnya.

" tadi aku bermimpi bertemu denganmu,  kau sangat cantik dengan balutan gaun berwarna putih,  aku rasa itu baju barumu karena aku tidak pernah melihat gaun itu sebelumnya,  dalam mimpi itu kau sedang menggendong uri Jitae dan aku memelukmu dari belakang " setetes air mata turun dari pipi Jiyong.

" dan tiba - tiba aku mendengar suara tangis Jitae jadi aku harus mengakhiri mimpiku itu untuk melihat Jitae, ternyata benar anak kita menangis karena lapar " kali ini bukan hanya setetes tapi air mata itu sudah membasahi pipi Jiyong.

" hey nyonya Kwon, apa kau tidak merindukanku ? Apa kau tidak ingin melihat anak kita ? Apa kau tidak kasihan padanya karena harus tetap tinggal di rumah sakit agar bisa dengan mudah mendapatkan ASI ? Bangunlah Taeng, aku membutuhkanmu, kami membutuhkanmu aku mohon bangunlah " Jiyong tak dapat membendung tangisnya lagi, lelaki itu menggenggam erat tangan Taeyeon dan menangis sejadi - jadinya.

Sepertinya kesabaran Jiyong sudah menipis, lelaki itu butuh Taeyeon tidak bukan hanya dirinya tetapi Jitae anaknya juga.

Tanpa ia sadari, Seungri tengah memperhatikannya dari sebrang ruangan, lelaki yang sering dijuluki panda itu merasakan juga kesedihan Jiyong bahkan pria itu juga ikut menangis,  apalagi kalau memikirkan nasib ponakannya.

Pagi tadi dokter yang menangani Taeyeon berkata, kalau dirinya dan Jiyong harus bersiap merelakan Taeyeon kalau dalam waktu dekat ini Taeyeon tidak menunjukan peningkatan.  Kakak sepupunya itu telah mengalami penurunan akhir - akhir ini, bahkan Jitae harus berhenti mengkonsumsi asi dan beralih ke susu formula karena asi Taeyeon sudah tidak bisa keluar lagi.

( GTAE ) THE VOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang