Sudah 1,5 jam operasi caesar itu berlangsung tetapi belum ada tanda - tanda selesai, Jiyong semakin frustasi baju kusut dan rambut yang sudah acak - acakan sangat kontras dengan wajahnya yang benar - benar pucat. Orang tua dan mertuanya tak henti - hentinya merapalkan segala macam doa sedangkan Tifanny dia terus saja menangis dipelukan suaminya dan Seungri dia juga sama dengan dirinya duduk di pojokan mencoba untuk menenangkan diri. Setengah jam kemudian seorang perawat keluar dengan tergesa dengan segera Jiyong mencekal lengannya.
" ada apa ? Semuanya baik - baik saja kan ? " tanyanya khawatir.
" pasien kehabisan darah, saya harus mengambil stok darah, maaf saya buru - buru " jawab si perawat dan dengan segera berlari setelah berhasil melepaskan cekalan tangan Jiyong.
Jiyong membeku, apa yang terjadi pada istrinya kenapa sampai ia kehabisan darah pertanyaan itu terus saja memutar di kepala Jiyong, jantungnya berdetak sangat kencang membuat dadanya nyeri.
" duduklah Ji, Taeyeon pasti akan baik - baik saja dan anakmu juga " ucap ibu mertuanya sembari mengusap punggungnya.
" Taeyeon dia kehabisan darah, bagaimana omma bisa berkata dia baik - baik saja " ucap Jiyong tajam membuat ibu mertuanya terkejut, menantunya tidak pernah berkata setajam dan sedingin itu padanya.
" KWON JIYONG " sentak ayahnya membuat semua orang yang ada disitu terkejut suasana tegang menjadi semakin tegang.
" paman bibi lebih baik kita berdoa di gereja saja ya, Tuhan pasti akan lebih mendengarkan doa kita disana karena kita lebih dekat denganNya " ajak Seungri mencoba untuk mencairkan suasana dan untungnya kedua pasang orang tua itu tidak menolak ajakan Seungri.
Ini sudah tiga jam dan Jiying semakin kacau, bagaimana bisa operasi caesar selama itu, apa yang sebenarnya terjadi ingin rasanya lelaki itu mendobrak pintu putih besar yang ada didepannya. Dia kembali mengacak rambutnya yang sudah tak berarah, ia berbalik dan memandangi keadaan orang - orang yang sedari tadi menemaninya Tifanny yang masih berada dipelukan Seunghun, Taeyang dan Daesung yang cemas dan Seungri yang baru saja kembali dari gereja sementara orang tua dan mertuanya masih di gereja.
Pintu terbuka otomatis, menampilkan seorang dokter yang masih menggunakan pakaian khusus operasi, Jiyong langsung menghampirinya begitu juga teman - temannya.
" bayi lahir dengan selamat, jenis kelaminnya laki - laki kondisinya sehat tidak ada cacat apapun berat badan 3,1 kg dengan panjang 50,1 cm " jelas dokter itu membuat hati Jiyong sedikit lega tetapi satu lagi yang belum ia dengar yaitu keadaan sang istri.
" lalu istri saya? " tanya Jiyong dengan nada bergetar.
" istri anda mengalami pendarahan ekstrim hal itu membuat kami harus bekerja keras dan menyebabkan lamanya operasi, ditengah operasi juga istri anda mengalami penurunan kondisi dan untuk saat ini istri anda mengalami koma maafkan kami " Jiyong tidak bisa berkata - kata lagi bahkan air matanya pun seperti tidak mau keluar lagi karena saking syoknya, jantungnya berdetak semakin kencang membuatnya sedikit mengernyit karena menahan sakit, hatinya menangis saat ini.
.
.
.Ini sudah hari ke - 5 Taeyeon terbaring kemah di ranjang rumah sakit dengan berbagai alat medis yang menempel pada dirinya, wanita itu masih belum juga melewati masa kritisnya bahkan anaknya harus rela meminum susu dari botol yang berasal dari perasan ASI Taeyeon. Ya setiap harinya suster yang berjaga selalu rajin mengambil ASInya menggunakan suatu alat, hal yang bisa Jiyong syukuri karena ASI sang istri dengan lancarnya keluar padahal keadaannya sedang kritis. Hari ini Jiyong sedang menimang anaknya yang baru saja terbangun dari tidurnya, Kwon Jitae iya itu nama yang ia berikan pada sang anak.
Jiyong ikut tersenyum saat sang anak tersenyum, bayi mungil itu adalah satu - satunya penyemangat hidupnya dan sebisa mungkin Jiyong tidak memperlihatkan kesedihannya saat ia berada didepan anaknya ya walaupun sang anak tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
( GTAE ) THE VOW
FanfictionJika sebuah janji sudah terucap,maka tanpa kita sadari sebuah tali yang tak terlihat juga telah mengikat pada dua insan yang telah mengucapkan sebuah janji suci itu.