BAB 18

1.3K 195 97
                                    

Kenapa ya bab 16 votenya lebih sedikit dari bab 17 huhu. Manteman, kalo baca jan lupa divote yaaa ㅠㅠ apa kalian pen buruan tamat yaaa jadi bab 17nya divote abis-abisan? Wkwkwk.

Btw, bacanya santai aja ya. Abisnya panjang banget, ampe 4k words hehe.

Selamat berpisah dengan semua tokoh Berlin 1980!!! HUHUHUHU ㅠㅠ

🇩🇪  

Akhirnya setelah menghabiskan waktu bersama hampir sepanjang hari ini, disinilah Arsel dan Elsie, mereka sedang duduk dihadapan sebuah panggung yang cukup besar, tepatnya di dalam Friedrichstadt-Palast.

Akhirnya setelah menghabiskan waktu bersama hampir sepanjang hari ini, disinilah Arsel dan Elsie, mereka sedang duduk dihadapan sebuah panggung yang cukup besar, tepatnya di dalam Friedrichstadt-Palast

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elsie yang sangat mengidolakan band Smokie tampaknya sudah benar-benar tidak sabar menunggu para personel muncul dari balik panggung dan memainkan alat-alat musik yang sudah tersedia disana. Matanya benar-benar berbinar-binar dan kakinya tidak henti-hentinya mengetuk lantai saking terlalu tidak sabarnya.

Arsel hanya bisa menatap Elsie disampingnya dengan senyuman yang sedikit tertorehkan di bibirnya. Berulang kali juga Elsie mengajaknya bicara seperti, "Aku benar-benar sudah tidak sabar, bagaimana denganmu Arsel?" atau "Kau suka lagu Smokie juga?" tapi yang diajak bicara hanya terus menerus tersenyum dan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari perempuan itu, seolah-olah semua hafalan lirik Smokie dibenaknya sudah benar-benar hilang.

Seolah-olah yang ia ingin tonton sekarang bukanlah band Smokie tapi keantusiasan perempuan ini.

Tidak berapa lama setelah itu, personel band Smokie bermunculan satu persatu dari balik panggung dengan rambut panjang kecokelatan mereka yang hampir mirip satu sama lain. Mereka memberi salam dan berulang kali melambaikan tangan. MC disana pun sempat mewawancarai mereka, dan mereka berkata bahwa ini adalah pertama kalinya mereka datang ke negara Jerman Timur dan tidak menyangka sambutannya akan seantusias ini –mengingat bahwa asal band mereka ini adalah dari Inggris.

Dipanggung tersebut, band Smokie membawakan lagu-lagu dari album yang terakhir kali mereka rilis. Terkadang mereka hanya memainkan instrument dan memberi instruksi kepada penonton untuk ikut bernyanyi mengisi lirik kosong tersebut. Elsie tidak pernah absen sekalipun ikut bernyanyi disetiap lagu yang Smokie mainkan.

Entah kenapa Arsel dibuat iri pada Smokie malam ini karena band itu berhasil menyita seluruh perhatian Elsie darinya. Tapi dilain sisi, tidak menutup kemungkinan bahwa Arsel benar-benar merasa puas malam ini. Bukan karena penampilan Smokie, tapi karena melihat perempuan disampingnya sering sekali tersenyum, seolah-olah hari ini ia menjadi manusia paling bahagia didunia.

Arsel merasa beruntung memiliki dua perempuan yang sangat berharga baginya disini. Helena, sebagai sahabatnya yang selalu berbaik hati padanya –salah satunya dengan memberi tiket ini secara cuma-cuma- dan Elsie, sebagai kekasihnya –setidaknya untuk hari ini- yang tidak henti-hentinya membuat ia bahagia setiap kali bersamanya.

Berlin, 1980Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang