BAB 17

693 156 30
                                    

🇩🇪

Arsel masih berdiri tepat didepan jam dunia sambil berkali-kali memandangi jalan raya dihadapannya yang tidak terlalu ramai. Arsel benar-benar tidak ingat sudah berapa lama ia berdiri disana dan ia tidak merasa bosan sedikit pun. Entah karena lagu-lagu Smokie yang menemaninya sedari tadi –ia memutar lagu tersebut lewat sebuah tape yang dihubungkan dengan kabel penyalur yang bentuknya seperti penyumbat telinga- atau entah karena ia benar-benar sesabar itu menunggu seseorang yang benar-benar ia rindukan.

Sepanjang perjalanan menuju Alexanderplatz tadi, Arsel tidak henti-hentinya menyenandungkan lagu Smokie yang terputar sambil memperhatikan bangunan-bangunan yang dilewati trem yang dinaikinya. Ia menatap setiap inci bangunan-bangunan, atau kendaraan-kendaraan, dan apapun itu yang berada di jalanan yang ia lewati seolah-olah ia benar-benar masuk kedalam lagu tersebut.

Sebelumnya, ia memang menyengajakan diri datang ke sebuah toko kaset dan kemudian membeli satu kaset full album lagu Smokie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelumnya, ia memang menyengajakan diri datang ke sebuah toko kaset dan kemudian membeli satu kaset full album lagu Smokie. Dia hanya tidak ingin menonton konser Smokie bersama Elsie dan membiarkan Elsie tidak nyaman menonton bersamanya hanya karena ia bukan penggemar Smokie. Maka dari itu, Arsel mencoba mendengarkan lagu-lagunya. Barangkali saja ada lagu yang cocok dengan seleranya.

Ia hanya ingin menikmati setiap momen yang ia lewati bersama perempuan yang ia cintai hari ini.

Ya, walau hanya hari ini.

Tidak berapa lama setelah ia sibuk bergulat dengan pikirannya, dari kejauhan, ia melihat sebuah trabant berwarna putih pucat berhenti. Arsel benar-benar sudah bisa menebak siapa si empunya trabant tersebut. 

Sampai akhirnya, keluarlah seorang perempuan yang ia tunggu-tunggu dari tempat duduk sebelah kursi stir dan kehadirannya mampu memperjelas semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai akhirnya, keluarlah seorang perempuan yang ia tunggu-tunggu dari tempat duduk sebelah kursi stir dan kehadirannya mampu memperjelas semuanya.

Itu adalah trabant milik Deano dan,

perempuan yang ia tunggu sudah datang.

Dengan sedikit terburu-buru, Arsel segera memasukan tape yang sebelumnya ia genggam itu ke dalam saku celananya yang longgar, kemudian segera meraih kamera analognya dan mengabadikan momen ketika perempuan itu datang mendekatinya.

Berlin, 1980Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang