Part 8

10 3 0
                                    

Mungkin ini yang dinamakan dengan takdir. Kita bertemu setelah sekian lama berpisah. Skenario Tuhan memang tidak bisa ditebak.

<~>

Sangat jelas sekali terlihat diwajah cantik dan manis Vianika bahwa ia sedang menahan sebuah senyuman.

Vianika tak mampu lagi menahan senyumannya ia segera berlari mengahampiri orang yang berada didepannya. Dengan senyuman kebahagiaan diwajahnya.

Grepp..

Vianika langsung memeluk mahkluk yang ada didepannya. Yang dipeluk pun membalas pelukan Vianika.

"Lo kemana aja," ucap Vianika yang masih memeluk tubuh bidang pria itu.

"Gue kangen lo," tanpa disadari sebuah cairan bening lolos dari kolopak mata Vianika.

Pelukan Vianika semakin erat saat pria itu mengelus pelan pundaknya.

"Gue nggak kemana-mana kok," balas pria itu yang masih mengelus pundak Vianika.

"Gue juga rindu lo Nika bahkan rasa rindu ini hampir membunuh gue," sambung pria itu.

"Lo tau nggak hiks.. hiks.. gue kira lo ba.. kal.. ning.. galin.. gue hiks.. hiks.." ucap Vianika beserta isak tangisnya.

Pria itu melonggarkan pelukan lalu ia memegang pundak Vianika.

"akebiasaan cengeng lo dihilangin," ucap pria itu yang menghapus air mata Vianika dengan kedua jempolnya.

Vianika melepaskan pelukannya lalu memukul bahu pria itu. "Its apaan sih," ucap Vianika dengan senyum yang ia tahan. Pria itu meringgis kesakitan saat Vianika memukul bahunya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Vianika dengan mata yang berkaca-kaca.

"Gue kesini pengen damping lo, jagain lo, gue nggak mau lagi jauh dari lo gue nggak sanggup Nika," ucap pria itu yang juga tanpa sadar cairan bening keluar dari kelopak matanya membasahi pipinya.

"Alay lo, cowok itu nggak boleh nangis," ucap Vianika yang menghampus air mata pria yang ada didepannya dengan senyuman.

Pria itu menarik tangan Vianika membuat Vianika jatuh kedalam pelukannya. Vianika sempat memekik kaget.

Dada bidang pria itu terasa nyaman membuat Vianika ingin terus berada didalam dekapan pria itu.

"Gue rindu Nika," ucap pria itu yang masih setia memeluk Vianika.

"Gue rindu Kevin," ucap Vianika.

Kevin adalah sahabat Vianika dari kecil tapi mereka berpisah sejak Vianika dan Kevin kelas 1 SMP. Dan akhirnya mereka ditemukan lagi.

Vianika sempat stres saat kehilangan sahabat yang selama ini telah mendampinginya, selalu ada disaat suka maupun duka, selalu menghapus air mata Vianika, selalu melakukan hal yang konyol itu semata-mata Kevin lakukan untuk membuat Vianika tersenyum.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang