Part 2

26 5 0
                                    

Kebahagiaan datang di saat kita bersama orang yang menghargai keberadaan kita bukan orang yang menghargai kita disaat cuman ada maunya, aku tidak butuh orang yang seperti itu.

<~>

Pelajaran kini telah berlalu bel istirahat pun segera berbunyi semua siswa dan siswi berhamburan keluar mengisi perut mereka yang kosong.

Dikelas cuman ada tiga gadis yang lagi kumpul disalah satu kursi dipojong kanan kelas.

"Kantin," ajak salah satu gadis.

"Ayo," sahut kedua gadis itu secara bersamaan.

****

Saat mereka sudah sampai dikantin mereka pun memilih untuk duduk dibelakang pojokan kantin. Mereka bertiga kayaknya lebih suka duduk dipojokan ya wkwk..

Sesampainya dikantin tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka bertiga cuma suara ramai dari siswa dan siswi yang sedang bercanda ria didalam kantin.

"Mau pesan apa?" ucap bu Titi sang pemilik kantin yang langsung memecahkan keheningan diatara mereka bertiga.

"Ren, Rin mau pesan apa?" Tanya Vianika pada kedua sahabatnya.

"Di samain aja," sahut Sherina.

"Oke, bu pesan batagor tiga ya sama teh es tiga."

Bu Tuti pun langsung mencatat pesanan Vianika tadi.

"Oke."

"Ren lo kenapa? Dari tadi gue perhatiin lo diam aja," ucap Vianika. "kesambet apa lo jadi diam gini," sambungnya lagi.

Aurel masih sibuk dengan pikirannya sampai-sampai ia tak menjawaban ucapan Vianika sahabatnya.

Vianika menghela nafas panjang.

Tiba-tiba saja ide jail terlintas diotak Sherina

"Aurel" teriak Sherina tepat didekat kuping Aurel, yang hampir mengagetkan seisi kantin sekolah tidak terkecuali Aurel pun ikut kaget dengan suara cempreng temannya itu.

"Apaan sih lo teriak didekat kuping gue," omel Aurel "emangnya gue budek apa?" sambung Aurel ketus.

"Dari tadi si Nika ngomong sama lo eh lonya bengong aja lagi mikirin apa sih, masalah yang tadi," ucap Sherina.

"Iya."

"Ren udah deh masalah Fandy nggak usah lo pikirin kalau dia beneran cinta sama lo dia pasti akan cerita tentang siapa cewe itu ke elo." ucap Sherina sok bijak.

"Dia pasti nggak akan bohong sama lo Ren percayalah kalau dia sayang pasti dia nggak akan nyembunyiin sesuatu dari lo," timpal Vianika yang kini tambah membuat Aurel semakin bingung.

Aurel berpikir sejenak lalu ia tersenyum sembari menatap kedua sahabatnya yang berada di sebelah kanan dan kirinya.

Tanpa ada rasa malu Aurel langsung memeluk kedua sahabatnya ia tidak mempedulikan ucapan orang tentang dirinya.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang