Aku tersenyum bahagia saat aku mengingat siapa namamu. nama yang bagus bagi darimu aku menyukai nama mu tapi tidak tau dengan dirimu apakah aku menyukai mu apa tidak.
***
Vianika duduk manis sembari memainkan handphonenya ia membuka aplikasi Linenya untuk melihat apakah ada chat setidaknya ada informasi apa kek gitu. Kali aja makhluk ganteng itu ada ngechat.
Saat Vianika sudah membuka aplikasi Linenya tidak ada spam chat dari nomor baru semua chat yang ada di Linenya cuman grup dan cowok-cowok centil yang suka ngechat nggak jelas.
Vianika membuang nafas gusar.
"Bosen," satu kalimat yang pas mewakili perasaan sekarang.
Vianika mengedarkan pandangannya ke sekeliling taman tidak ada hal yang menarik didalam taman belakang rumahnya cuman ada bunga dan kursi sangat membosankan.
Vianika beranjak pergi dari kursi taman menuju kekamarnya.
Kerjaan anak rumah mah kalau udah jam segini kalau nggak nonton drakor yah tidur kegiatan apalagi sih yang anak rumahan lakukan selain dari dua itu.
****
Vianika merubah tubuhnya kekasur empuk yang ada dikamarnya sembari menatap ke langit-langit rumahnya.
"Siapa sih cowok itu? Sok misterius banget," ucap Vianika kesal sendiri."tapi ganteng sih," sambung Vianika sembari tersenyum.
Vianika diam sejenak lalu tersenyum tanpa alasan.
"Eh bukannya tadi pak Anton bilang kalau nama cowok itu Zio," ucap Vianika ragu.
"Iya Zio namanya keren banget pas sama mukanya," Vianika tersenyum kegirangan.
"Wow," teriak Vianika sembari menutup mukanya dengan bantal miliknya.
"Ih apaan sih Nika alay," omelnya pada dirinya sendiri. "Ah tapi nggak papa alay buat makhluk ganteng mah nggak papa lah," sambung Vianika sembari tersenyum geli.
"Ah kau membuat ku gila makhluk ganteng," ucap Vianika tersenyum.
"Makhluk ganteng," teriak Vianika.
Seorang wanita berparuh baya datang tiba-tiba masuk kedalam kamar Vianika dan menatap bingung ke arah Vianika.
"Kenapa?" Tanya Maya.
"Apa?" balas Vianika dengan bertanya balik.
"kenapa teriak? Ada apa? Ada kecoa atau apa?" Tanya Maya seperti seorang wartawan yang sedang mewawancarain.
Vianika tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Maya.
Maya menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
"Aneh," ucap Maya lalu keluar dari kamar anaknya itu.
Vianika masih terus tersenyum tanpa hentinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Genç KurguVianika terus berlari saat seorang pria yang bertubuh jangkung terus mengejarnya, ia tidak mempedulikan betapa derasnya air hujan saat ini yang ia pikirkan adalah menghindari pria itu. Vianika akhirnya memutuskan berhenti dan pria yang mengejarnya...