*
Sore ini, Kayna sudah memastikan bahwa dia akan pergi ke rumahnya Ravel. Dia juga sudah menandai lokasi rumah Ravel. Kayna menghela nafas sesaat. Setelah ini dia tidak akan punya urusan apa-apa lagi dengan cowok itu.
Rencananya dia akan pergi sendirian. Risha sudah ngotot kalau dia ingin temani tapi Kayna tau sahabatnya itu ada les kursus hari ini, jelas Kayna tidak mau Risha bolos lagi. Ya padahal harus ditekankan sekali lagi, awal mula masalah ini gara-gara Risha sendiri jadi dia juga harus ikut tanggung jawab.
Kayna juga tidak mau salah satu kakaknya ikut. Bisa-bisa Kayna langsung diceramahin dan ditanyain ini itu. Jadi dia memilih untuk pergi sendiri.
Gadis itu memasukkan seragam putih Ravel dalam tote bag nya kemudian dia mengganti baju dan bersiap buat keluar dengan alasan kepada Mama dan para kakaknya, bahwa dia ingin main ke rumah Risha. Kayna harus terpaksa berbohong.
Saat Kayna sudah di dalam taksi, gadis itu mengalihkan pandangan dari jendela dan menatap pada ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan dari Justin masuk, Kayna langsung mengangkatnya.
"Lo dimana?" tanya Justin dari seberang soalnya bunyi kendaraan terdengar dengan jelas.
"Lagi di dalam taksi. Kenapa?"
"Mau kemana emang?"
Kayna bingung mau jawab apa. ".....mau ke rumahnya Risha."
"Ngapain ke rumahnya Risha?"
Ini Justin tanya melulu bikin Kayna mulai panik. Dia yakin pasti Justin sedang gabut soalnya tidak biasanya Justin sekepo ini tanya-tanya.
"Ya menurut kamu? Aku mau main lah, kan biasa juga gitu."
"Dia kan lagi les sekarang."
Hah? Bagaimana Justin bisa tau jadwal les nya Risha? Apalagi jadwalnya kan mendadak diubah.
"Gue baru liat dia post di story kali. Lo gatau?"
Astaga Risha memang se-narsis itu, kalau sampai Justin tahu Kayna mau ke rumah Ravel bagaimana? "...i—ya nih gatau. Ya ampun padahal udah di jalan!"
"Sini. Ke rumah gue."
Kayna menelan ludah dan pura-pura tuli. "Apa Justin?"
"Ke rumah gue. Udah terlanjur di jalan kan? Gue mau ngajak lo nonton film lagi."
"Nggak bisa."
"Nggak bisa gimana, tinggal bilang sopirnya lo mau ubah rute."
"Intinya aku lagi nggak bisa. Kamu ajak pacar kamu dulu aja ya. Oke?"
Kayna langsung bisa bayangin muka Justin sekarang karena sudah menolak ajakan cowok itu.

"Khanza nggak suka film horor gini, makanya gue maunya lo temenin, Na."
"Tapi aku beneran nggak bisa ke rumah kamu, kayaknya aku mau pulang aja. Bye Justin!" Kayna udah panik lalu mematikan sambungan telpon, bicara lama-lama sama Justin yang ada malah buat cowok itu curiga.
"Hah?! Mbak mau pulang aja?" tidak terduga, pak supir di depannya bereaksi keras. "Ini udah deket tempat tujuannya mbak loh."
Kayna menggaruk tengkuknya. "Nggak Pak, lanjut aja. Maaf ya..."