Part 10

857 62 8
                                    

Kasian deh sama kalian karena enggak bisa lagi menikmati gratisan, selamat mencari korban baru

~ruth~
****

"Good morning" saling menyapa dan keluar kamar.

"Morning e-non e-non" sahut bibi dan memberikan gayung satu-satu beserta alat mandi lain nya kepada lima saudara.

Mereka menatap jengah gayung yang di berikan oleh bibi.

"Apaan nih" tanya vanya

"Gayung non, masa gak tau sih!! " jawab bibi polos.

"Iihh si bibi pagi-pagi udah ngelawak aja.
Maksud cejo tuh, kenapa kita di kasih gayung??" jawab marsha polos.

"Iya buat mandi toh non, non mau mandi kan masa ke sekolah gak mandi kan ndak mungkin toh?? "

"Wait, jangan bilang disini gak ada shower"

"Gak ada bathap juga dong"
Tanya mereka dengan muka memelas.

Dan di jawab anggukan serta raut wajah sedih juga seperti wajah kelima saudara saat ini.

"Aaaaaaaaaaa" semua berteriak.

Aaaahahahahaha" tiba-tiba mendengar suara tertawa seketika semua menoleh ke sumber suara.

"Gk ada yang lucu sha, kita lagi serius" ucap zalfa.

"Lagian kalian kenapa pada teriak, ini masih pagi mendingan kita happy" jawab marsha dengan menunjukan wajah polosnya.

"Udah non ini udah siang ntar telat ke sekolah apa lagi nanti makin rame yang ngantri toilet nya" suruh bibi.

Mau tidak mau mereka menerimanya dan segera berbenah diri.

----

Kini mereka telah sampai di perbatasan antara kampus dan sekolah mereka.

"Inget nanti pas pulang kumpul lagi disini" perintah key.

"Oke, siap" seru marsha, zalfa dan ruth.

Mereka berpisah dan mulai memasuki pekarangan sekolah dan kampus masing-masing.

---

*sekolah*

Di sepanjang koridor sekolah menuju kelas mereka banyak siswa siswi yang menatap mereka.

Mereka mungkin sudah biasa di tatap seperti ini namun tatapan ini berbeda dari hari-hari sebelum nya.

Disetiap sisi semua siswi pun mulai berbisik-bisik saat tiga saudara itu melintas, yap sepertinya mereka sedang bergosip tentang mereka.

Apakah berita kalau keluarga mereka bangkrut sudah tersebar luas, sampai sampai satu sekolah pun tahu bahkan sampai tukang kebun sekolah pun tahu berita ini. Begitulah isi yang ada di benak fikiran mereka bertiga.

Dan pandangan tiga gadis itu teralihkan pada satu gerombolang depan manding.

"Tumben amat mading rame??" tanya ruth.

Ketika Dia Hadir dan Merubah SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang