nexstars-14 (LoveLine)

91 6 0
                                    

19 November 2016, adalah saat dimana untuk pertama kalinya, aku mencoba untuk mengambil perhatianmu. Melepas semua rasa ingin tahu yang aku pendam sejak lama, Tanpa aku mengerti penyebabnya. Kau memang masih sama. Selalu Dingin, dan dingin. Tapi percayalah, setiap kata yang kau tulis disana, membuat bulan sabit terukir dari bibirku.

-alya syaqila wardhana.

Author's Pov.

"Jadi nanti gue baca UUD? seriusan? Didepan satu sekolah?"

Naufal selaku wakil ketua kelas 11 MIPA 2 dengan antusias nya mengangguk. "Iyalah Al! Mau siapa lagi?"

Alya mendecak kesal, "Kenapa gue lagi? Kenapa gue terus?"

"Trus lo mau gue yang baca? Iya? Lagian apa susahnya sih? Tinggal baca doang."

"Tapi nop, Zahra kan Ada. Gisel juga-"

"Mereka bivok." Potong naufal langsung membuat alya kemudian berfikir lagi siapa nama yang cocok menggantikannya.

"Sofana?"

"Pengibar bendera."

"Zulfa?"

"Pemegang bendera."

"Oh...berarti pingky! Atau ga zaskia-"

"Sama aja. Mereka juga ikut tugas."

Merasa tidak tau harus nama siapa lagi yang dia sebutkan, alya akhirnya pasrah dengan keputusan yang naufal ambil. Alya rasa, tidak Ada pilihan lain lagi. Dia harus mencoba.

"Udah ayok. Ikut gue!" Suara naufal yang terdengar keras seketika bertambah keras karena keadaan mereka hanya berdua didalam kelas. Ini semua karena alya. Dia keras kepala, Dan sangat susah dibujuk.

"Ikut kemana lagi? Yaallah..."

"Ya latihan lah. Lo mau ngango ngango pas tampil nanti? Lagian cuman sekali seumur hidup lo kan? Biasanya juga diem aja dikelas Kaya ayam mau nelor!"

"Heh! Enak aja lo! Daripada jadi wakil ketua kelas kerjaannya tidur aja Kaya lo!" Balas alya tak mau kalah.

"Serah. Kalo lo gamau ikut gue ke lapangan buat latihan, lo gue kunciin aja disini."

"NOPAL IH!"

Cowok besar tinggi itu tak menggubris ucapan Alya sama sekali. Membuat gadis itu dengan terpaksa mengikuti langkah nya menuju lapangan.

Setelah turun, Alya sedikit lega karena cuaca hari ini. Tidak terlalu panas, dan tidak terlalu gelap pula.

Mata Alya beberapa kali menatap sekelilingnya, semakin bergidik ngeri ketika Kakak Kakak senior nya mulai menatap ke arah dirinya.

Sudahlah, pikirnya. Alya tak mau ambil pusing sekarang. Dirinya sudah diberi kepercayaan untuk mendapatkan tugas ini, jadi kenapa tidak? Lagipula Alya sudah pernah membacakan Undang - Undang didepan seluruh audience. Ketika dirinya masih berada disekolah dasar.

Menyedihkan.

"Kamu mau-"

"Dia yang baca Undang - Undang kak. Namanya Alya." Potong naufal langsung dari ujung sana. Alya pun tersenyum tipis lalu mengangguk.

NEXSTARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang