"kebetulan atau memang kehendak dari Tuhan, Aku tidak mengerti. Rasanya seperti ketidak sengajaan yang direncanakan."
-Alya Syaqila Wardhana.***
[07.15 WIB]
"Zahra manaa?!"
Beberapa orang dikelas MIPA 2 seketika terkesiap melihat Alya dengan nafas ngos ngos an berdiri di ambang pintu. Matanya mengarah ke seluruh penjuru ruangan, mendapati sosok zahra yang kini tengah membenarkan almamater ekskul bina vokalia yang ia geluti sejak kelas 10.
Zahra yang merasa terpanggil pun dengan cepat berlari menghampiri Alya. Dirinya sudah terlalu hafal dengan gadis ceroboh ini.
"Topi lo ilang lagi?" Sargah Zahra cepat membuat Zahra menggeleng berkali kali.
Alya terkekeh, lalu membalas, "Bukan ilang, Ra. Cuman nyelip. Gue lupa taro dimana."
Zahra lalu mendengus, "Nyelip nya di lobang idung lo kali. Makanya ga nemu nemu!"
Alya lalu melesat pergi setelah sempat menoyor kepala Zahra sebentar. Membuat Zahra kesal bukan main.
Hanya Alya Syaqila Wardhana. Teman tidak tau diri yang Zahra sangat sayangi. Benar benar menyebalkan.
"SEMANGAT ALYA!!" Teriak Zahra dari ambang pintu yang masih bisa Alya dengar membuatnya sontak tertawa senang.
⛅
"Tadi lo kenapa?" Tanya Gisel langsung pada Alya membuat perempuan itu menoleh cepat lalu mengangkat alisnya bingung.
Ketiganya kini berada di warung Bunda. Warung yang menjual cemilan cemilan kecil kesukaan mereka dengan kursi panjang yang berada tepat didepan warung.
"Kenapa? Jelek banget ya perform gue tadi?" Alya justru balik bertanya. Merasa tidak yakin dengan apa yang ia tampilkan saat upacara bendera pagi tadi.
"Bukan gitu, Al. Lo keliatan banget buru buru bacanya. Kaya dikejer warga satu kampung!" Ceplos Zahra langsung membuat raut wajah Alya seketika kaku. Tak tau harus menjelaskan apa.
"Anu- gue-"
"Kebelet pipis?"
"Goblok lu, Zah! Kalo kebelet itu rok pasti udah basah kemana mana hahaha.." tawa gisel pecah seketika membuat kantin yang sejak tadi ramai menjadi makin ramai.
"Jorok anjir, Sel!"
"Bukan itu alesan gue buru buru."
"Terus kenapaa? Lo ga nyaman?" Tanya Gisel mulai dengan nada serius. Membiarkan Alya melanjutkan perkataannya.
"Ya iyalah. Siapa yang nyaman diliatin intens banget sama Alvaro?"
Kalimat panjang tersebut berhasil membuat keduanya terkejut, cengo, sekaligus bingung.
"Lo ga lagi halu kan, Al?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEXSTARS
Random"Tadi pagi gue liatin Clarissa. Bukan lo. Ngga usah ge er. Gue gapernah tertarik sama lo. Lo bukan tipe gue." -Alvaro Bramashta. "Prinsip awalku adalah untuk diperjuangkan. Bukan memperjuangkan. Tapi kenapa takdir mengatakan sebaliknya?" -Alya Sya...