“Jangan tertawa karna orang lain. Itu membuatku tidak nyaman.” -Alya Syaqila Wardhana.
🍃
[Bel pulang sekolah]
Sudah hampir 30 menit Alya duduk dikursi besi berwarna orange gelap, lebih tepatnya didepan kelas X IPA 2.
Ruang Kelas Devi, sepupunya.Ada yang ingin Alya sampaikan. Dirinya terlalu malas untuk menulis pesan meskipun hanya pesan singkat. Jadi ia putuskan untuk menunggu Devi dan menyampaikannya langsung.
Kepala Alya yang sejak tadi menunduk ke lantai dengan kedua kakinya yang mengayun, tiba tiba saja terangkat ketika melihat pintu kelas Devi terbuka, disertai dengan siswa siswi yang satu persatu berhamburan keluar kelas.
"Lah Al, kesambet apa? Tumben banget nungguin gue?" Devi langsung menyadari keberadaan Alya. Wajah nya pun nampak sangat bingung. Ada perlu apa anak ini? Fikirnya.
"Hampir lumutan gue disini, tau ga!", Alya mendengus, sekaligus mengabaikan pertanyaan Devi.
"Jangan salahin gue dong! Salahin Bu Ranti tuh! Kerjaannya nyerocos mulu kaya radio rusak!" Kini giliran Devi yang mendengus sebal. Disusul dengan Bu Ranti yang baru saja keluar dari kelas nya.
Mampus gue! Batinnya.
"Eh, Bu Ranti mau pulang juga? Kok keluar dari kelas saya jadi nambah cantik aja sih, bu?" Devi cengegesan. Berharap emosi Bu Ranti tak segera meledak.
"Bu....lan madu di awan biru....
Hanya kita berdua...." Bu Ranti justru tak menyapa Devi balik. Dirinya hanya bersenandung dengan tangan yang digoyangkan ke kanan dan kiri.Alya seketika melongo, "Lah, dia kenapa?"
Devi melihat Wanita paruh baya itu dengan serius, baru tersadar kalau ternyata kedua telinga nya tertutup earphone berwarna putih.
"Alhamdulillah YAALLAH! Dia make earphone ternyata! Pantes ga denger!" Devi menepuk nepuk pelan dada nya sambil bernafas lega. Fikirannya untuk mendapatkan hukuman berat dari Bu Ranti pun batal terjadi.
"Dia emang kaya cewek ABG banget ya. Mood nya turun naik. Kadang waras, kadang error." Alya terkekeh.
"Iya! Persis lo banget! Gue kadang sempet mikir, lo anak bunda, apa anak Bu Ranti?"
"Heh! Sembarangan!"
"Yaudah, Ada perlu apa cepetan, gue capek nih, laper, pengen pulang!"
"Pulang? nongkrong di warung Kak Put sambil liatin Dino Dkk maksud lo?" Alya mencibir.
"Suudzon terus! Fitnah terus!"
"Untuk hari ini, lo gausah kesana dulu."
Devi mengerutkan alisnya, "loh kenapa? Suka suka gue lah!" Ucap Devi dengan suara serak khas. Alya kadang tersenyum geli mendengar suara sepupunya ini. Persis seperti anak kecil berumur 5 tahun.
"Alvaro bilang ada kumpulan ekskul pulang sekolah."
Ucapan Alya barusan berhasil membuat Devi melotot, "HAH? BENERAN?"
Alya mengangguk, dirinya dapat melihat wajah antusias Devi sekarang yang tercetak jelas.
"Nanti malem gue mau left dari group line ekskul lo. Gue pusing! Tiap malem hape gue rame banget, berisik. Gue keganggu, tau!"
Alya lalu melengos pergi, meninggalkan Devi yang berteriak memanggil namanya, berharap Alya akan berbalik. Tapi tetap tak digubris. Alya tetap meneruskan langkahnya, berniat menuju kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEXSTARS
Random"Tadi pagi gue liatin Clarissa. Bukan lo. Ngga usah ge er. Gue gapernah tertarik sama lo. Lo bukan tipe gue." -Alvaro Bramashta. "Prinsip awalku adalah untuk diperjuangkan. Bukan memperjuangkan. Tapi kenapa takdir mengatakan sebaliknya?" -Alya Sya...