8. Past

162 16 1
                                    

"Ximen, mau ikut aku ke cafetaria?"Ximen menggeleng.

"Aku ada rencana lain. Kau sendiri saja."Meizuo menatapnya curiga.

"Kau mau pergi kemana?"Tanya pria bermarga Feng itu.

"Ke klub karate, menemui Meilin. Kau mau ikut?"Meizuo langsung menggeleng.

"Lebih baik aku sendiri daripada aku menjadi nyamuk diantara kalian berdua."Ximen terkekeh pelan.

"Hubungan kami tidak seperti itu, kita hanya teman biasa."

"Teman biasa tidak sedekat itu, Ximen. Kau bahkan tidak seperti itu pada Xiaoyou."Ximen masih tersenyum tipis.

"Mungkin kau yang terlalu menganggapnya berlebihan. Ya sudah, aku duluan."Ximen langsung melangkah keluar kelas tanpa membawa barangnya.

.

Semua mata tertuju pada gadis yang baru saja sembuh dari sakit, katanya. Namun semua orang dalam ruangan itu meragukan kalau gadis itu benar-benar sakit. Buktinya saja, ia sudah membanting 3 orang pria dalam latih tanding kali ini. Pria yang baru saja akan masuk ke ruangan itu pun tercengang melihat kejadian itu.

"Meilin..."Panggil sang ketua club yang juga tercengang melihat kejadian itu.

"Ya, ada apa?"Jawabnya dengan wajah sok polosnya.

"Apa kemarin kau benar-benar sakit? Kurasa kau tidak benar-benar sakit kemarin.."

"Aku benar-benar sakit kok. Tapi kan hari ini aku sudah sembuh. Jadi semua tenagaku sudah kembali dengan sempurna~"Sang ketua hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Baiklah, kalian semua sudah boleh bubar. Terima kasih untuk hari ini."Semuanya pun membubarkan diri. Sebagian masih berada di ruang loker, dan sebagian besar sudah kembali ke tujuan masing-masing.

Meilin juga baru saja akan keluar dari ruangan itu. Sampai ia melihat ada seorang Ximen Yan yang sedang menghampirinya.

"Hei Ximen!"Meilin melambai kearah pria setinggi 185cm itu. Pria itu tersenyum.

"Meilin tangkap!"Ximen melempar sebuah botol minuman kepada Meilin. Meilin dengan sigap menangkap botol itu. Lalu duduk di lantai ruangan klub beladiri tersebut.

"Thanks! "Meilin membuka tutup botol dan langsung meneguk minumannya sampai kandas.

"Apa lebammu sudah lebih baik?"Tanya Ximen sembari duduk di samping Meilin. Ia juga memperhatikan wajah Meilin yang sempat dihiasi dengan lebam di sisi kiri bibirnya.

"Tenang saja, ini hanya luka kecil kok."Meilin memberikan senyumannya pada Ximen.

"Benar juga. Mana ada perempuan normal yang bisa membanting pria dengan mudahnya."Ximen terkekeh. Yang dimaksud pun hanya bisa tersenyum tanpa dosa.

"Enak saja. Mereka saja yang terlalu ringan."Elaknya.

"Kau sekuat ini dan kemarin kenapa kau bisa sampai terluka?"

"Itu karena aku lengah, dan dia begitu cepat memukulku. Sehingga ya.. seperti itulah.."

"Tak usah membahasnya jika memang kau tidak ingin."

"Oh iya.. Aku ingin bertanya padamu soal kau dan Xiaoyi kemarin. Kalian terlihat seperti... sedang bertengkar hebat. Apa yang terjadi?"Tanya Meilin penasaran.

"Dia marah padaku, dan melarangku untuk bertemu denganmu. Karena kejadian kemarin dia menganggapku pria yang tidak bertanggungjawab."Jelas Ximen dengan wajah yang kurang mengenakan.

"Ohh.. Xiaoyi memang seperti itu kalau menyangkut soalku.."

"Memangnya kenapa? Dan juga kenapa kalian bisa sangat dekat?"

[DISCONTINUE] Love Is Exist [Meteor Garden 2018 Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang