"Sudah ah! Aku tidak mau main lagi!"Xiaoyi melemparkan kartu yang ia pegang. Ia baru saja akan beranjak dari atas kasur sebelum ada tangan yang menarik kakinya dan tak membiarkannya lari. Alhasil ia kembali terjatuh ke atas kasur dengan tidak elitnya.
"Jangan kabur! Kau masih belum melakukan tantanganmu, Xiaoyi!"
"Aku tidak mauu!"Xiaoyi berontak dari genggaman tangan yang menahan kakinya. Tapi sang penggenggam pun tak mau kalah.
"Kau hanya perlu memakai 'itu'! Itu tidak sulit bukan! Lagipula aku juga memakainya!"
"Siapa sih yang membeli benda laknat 'itu'?!"
"Salahkan kakak tercintamu yang mengirimnya barusan~!"
Dan dengan amat terpaksa, Xiaoyi memakai benda laknat-yang berbentuk piyama panda- seharian penuh. Sang pemberi tantangan, roommate sejati Xiaoyi, Meilin juga memakai piyama serupa yang sangat lucu, namun memalukan untuk Xiaoyi.
Piyama Xiaoyi
Piyama Meilin
"Sudahlah, hari ini sangat melelahkan.. Ayo kita tidur~"Meilin tanpa dosa langsung berjalan meninggalkan kamar Xiaoyi yang sangat berantakan. Namun sang pemilik kamar menarik hoodie piyama milik Meilin.
"Kau tidak boleh kabur, apalagi setelah kau memberantaki kamarku. Bereskan sekarang!"Dengan amat terpaksa pun, akhirnya Meilin membereskan kamar Xiaoyi yang sangat berantakan seperti kapal pecah. Namun hasil akhirnya tidak memuaskan, sehingga Xiaoyi pun tetap turun tangan untuk membereskan kamarnya.
"Sudahlah, ayo kita tidur.."
Tetapi sepertinya dewi fortuna tidak berpihak pada mereka, baru saja mereka akan membaringkan badannya di kasur, ponsel milik Meilin berbunyi. Dengan terpaksa, ia mengangkat telepon itu.
"Halo, siapa ya?"Ujar Meilin tanpa melihat ID Caller sang penelepon.
"Ini aku, Ximen.." Sahut pria diujung telepon sana.
"Oh, hai Ximen. Ada apa?"
"Apa kalian dirumah? Kak Zhuang baru saja kembali dari London. Dan ia mengajak kita semua makan malam di rumah A Shi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[DISCONTINUE] Love Is Exist [Meteor Garden 2018 Fanfiction]
Fanfiction"Jangan pernah menahan tangismu Lei. Semakin kau menahannya, terasa semakin berat beban yang ada di pundakmu."Gadis itu menatap pria di hadapannya. Pria di depannya menatap ke arah lain, tak ingin menunjukkan matanya yang sudah berkaca-kaca. "Kau ta...