11.

1.9K 258 76
                                    


Created By
AiCanisme.

Enjoy 💓

Maaf ya ga bisa bales komentar kalian satu-satu lain kali aku bales semua ko hehe.. Aku suka pen ketawa liat-liat komentar kalian, jujur semua itu bikin buat aku semangat nulis.. 😂

🌺🌺🌺

Pete memasuki Apartemen yang selama 2 hari di tinggalkan oleh nya itu dengan langkah gontai, tenaga dan pikiran nya sudah terkuras semua hari ini dan tubuh nya terasa sangat lelah hingga rasanya ia ingin cepat-cepat berbaring di atas rangjang miliknya yang empuk.

Hal pertama yang Pete lihat saat memasuki Apartemen pandangan nya langsung melihat kegelapan yang masuk ke retina nya, ia menekan tombol saklar di dinding membuat seluruh kegelapan itu berubah terang benderang.

Pete akan melangkahkan kakinya memasuki Kamarnya saat ia sadar bahwa ada sosok manusia yang tengah menatap nya dalam diam, ia menoleh dan kedua matanya langsung bertemu dengan kedua bola mata Ae yang sejak tadi tengah duduk tenang di Ruang Tengah.

Kakinya berdiri dengan gugup dan ia melirik Ae beberapa kali sebelum memutuskan untuk kembali bergerak memasuki kamar tidur nya meninggalkan Ae yang tak berhenti menatap kepergian dirinya.

Helaan nafas berat keluar dari bibir Pete, ia memilih membersihkan dirinya dulu sebelum pergi ke alam mimpi dan ia rasa untuk malam ini ia belum siap berbicara dengan Ae.

20 menit berlalu dan Pete menghabiskan waktu selama itu untuk membersihkan dirinya dalam kamar mandi ia menoleh pada kaitan tempat baju dan ia merutuk saat tak melihat baju tidur nya di sana, ia lupa membawanya.

Ia berfikir keras dan tubuh nya kedinginan karena terlalu lama berada di dalam kamar mandi, ia bisa saja keluar dan memakai pakaian tidur nya di luar tapi ia terlalu malu untuk melakukan itu, ia bisa saja juga memanggil Ae untuk mengambilkan pakaian miliknya hanya saja Pete sedang marah saat ini dan harusnya kan sepasang kekasih yang tengah bertengkar tidak boleh menyapa, itu yang Techno katakan padanya sore tadi.

Dengan memutuskan pilihan yang lama akhirnya Pete memilih membalutkan handuk besar itu di tubuh nya dan dengan berat hati ia berdoa sebelum melangkah keluar dan sebisa mungkin menahan malu nya, ia hanya berharap Ae masih berada di ruang tengah dan belum kembali ke kamar mereka.

Tapi lagi-lagi dewi fortuna tak berpihak padanya, sosok tunangan nya itu tengah duduk di sofa yang terletak tak jauh dari ranjang mereka yang mana disisi nya terdapat lemari besar tempat baju keduanya berada, Ae tengah memainkan ponsel nya tanpa sedikitpun menoleh ke arah nya, Pete berjalan dengan cepat melewati Ae dan mencoba mengambil pakaian tidur nya secepat mungkin hingga saat tubuh nya berbalik akan kembali memasuki pintu kamar mandi dirinya tersandung oleh kakinya sendiri. 

" Akh! "

Ae yang sejak tadi mencoba fokus pada ponsel nya untuk mengalihkan pandangan matanya dari tubuh Pete yang beberapa saat lalu keluar dari kamar mandi langsung meletakan ponsel nya keras ke arah samping tubuh nya dan beranjak cepat menghampiri tubuh Pete yang tengah terjatuh.

Pria cantik itu tersungkur hingga membuat pergelangan kakinya memerah dan lututnya tergores, Ae menyentuh kaki tanpa balutan celana itu dengan pelan membuat Pete meringis merasakan sakit saat tangan besar Ae menyentuh nya.

" Sakit.. "

Ae melirik sebentar Pete yang menundukan kepalanya tengah mencoba menahan rasa sakitnya, ia menghela nafas dan dalam sekejap ia meletakan kedua tangan nya di balik tubuh Pete mengangkat tubuh pria cantik itu ke dalam pelukan nya selum meletakan tunangan nya itu ke sisi ranjang dan membaringkan tubuh yang berbalut handuk tersebut dengan perlahan.

TimelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang