BAGIAN 7

34 7 3
                                    


Hai, sudah lama sejak terakhir kali aku menulis disini.

Bukan berarti aku jarang bertemu Arka, ataubahkan tidak sama sekali.

Hanya saja, aku terlanjur malas menuliskan momen – momen yang aku rasa terlalu aku lebih – lebihkan.

Terpikirkan tentu saja pernah, namun aku mencoba untuk tidak mengambil pusing atas semua momen – momen itu dan bersikap sejawarnya.

Contohnya:

Beberapa hari kebelakang aku tidak bersekelah selama 3 hari karena sakit. Seorang teman berkata padaku "3 hari kebelakang kak Arka sering banget ngelewatin kelas kita sambil ngelirik – lirik gitu, kayaknya dia nyariin kamu deh?". Aku hanya tertawa menanggapinya, dia terlalu melebih – lebihkan, hal itu biasa terjadi jika kita satu sekolah kan?

Lalu momen selanjutnya.

Aku dan temanku sedang menjemput guru untuk ke kelas, kebetulan di kelas aku menjabat sebagai seksi pendidikan dan bertugas untuk menjemput guru apabila guru yang bersangkutan belum masuk ke kelas.

Dan yap seperti yang kalian tebak, aku bertemu dengan Arka. Sebenarnya, tidak sekali dua kali aku bertemu dengan Arka di Ruang Guru, bisa dibilang cukup sering tapi ya aku menganggapnya biasa saja.

Saat itu aku dan temanku hendak menuruni tangga, pun Arka dan temannya. Sekedar informasi, tangga di ruang guru itu ada 2, aku dan temanku hendak menuruni tangga pertama pun begitu dengan Arka. Sampai akhirnya teman Arka menegur "Arka mau ke mana, lewat sini!" sembari menunjuk ke tangga kedua. Arka melirik ke arah kami sekilas kemudian tertawa canggung sambil menghampiri temannya dan berkata "Oh kesitu.. oke oke" lalu aku hanya terkekeh pelan sedangkan temanku menggodaka dengan terus berkata "kak Arka salting tuh ciee"

Lalu momen lainnya..

Aku mengajak temanku, sebut saja dia ama pergi ke ruang guru. Aku mengajaknya dengan sedikit gurauan "Ayo ke Ruang Guru, kali aja ada kak Arka" tapi siapa yang tahu ternyata aku benar – benar bertemu dengan Arka setelah kembali dari Ruang Guru. Aku saat itu sedang tertawa menanggapi candaan Ama berpapasan dengan kak Arka yang sedang membawa beberapa berkas di tangannya. Kami bertukar pandangan lalu tentu saja aku menyapanya dan Arka membalas sapaan aku dengan ekspresi yang biasa saja, mungkin karena sedang kerepotan pikirku. Tapi setelah kami berpapasan dan aku menengok ke belakang, ke Arka tepatnya. Aku melihat ia tersenyum tipis, lalu melanjutkan perjalanannya. Saat itu aku terheran – terheran melihat sikapnya, secercah harapan kembali muncul dari lubuk hatiku tapi secepat mungkin aku berusaha menghilangkannya.

Jangan lagi beranggapan berlebihan!!



<TBC>

///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

*Author Notes 

Haiii sudah lama tidak berjumpa di cerita yang sangat tidak jelas ini, tapi seperti biasa. Jangan lupa tinggalkan jejak dan vote kalo kalian suka ceritanya ya ... Btw ini triple update aseq, juga maaf karena tiba - tiba menghilang ditelan bumi (?)

C U NEXT TIME, XOXO~ 

Tentang MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang