PROLOG

82 3 0
                                    

Kriiing...kriiing...kriiing...

"Ganggu orang merem aja nih jam berisik dasar Dugong" ucap cewek yang tengah memasuki usia remaja.

Sambil mengucek kelopak matanya cewek itu mengambil jam yang sedari tadi berbunyi nyaring sambil melihat jarum jam yang tertera pada jam tersebut. "Innalillahi yaallah ya Robbi mati gue habis ini"

Dengan langkah cepat cewek itu memasuki kamar mandi sambil terus mengumpat dalam hatinya atas apa yang terjadi pagi ini.

Tak sampai 10 menit cewek itu akhirnya keluar dari kamar mandi kemudian bersiap siap dengan buku serta seragamnya untuk bergegas menuju sekolah barunya.

"Nadine Amelia Rizki... Cepat bangun hari ini hari pertama kamu matsama (MOS) jangan sampai dihari pertamamu ini kamu mendapat sanksi yang sampai kapanpun akan kamu ingat sepanjang masa" teriak seorang wanita paruh baya dari lantai bawah.

"Kalem Bun... Nadine udah bangun bentaran ini lagi pake dasi" ucap cewek yang berada dilantai atas yang tak lain adalah Nadine.

Payah sudah berapa kali Nadine melihat jam yang terpajang di dindingnya sambil mengacak acak rambutnya frustasi Nadine mengambil tas dan bergegas menuju lantai bawah.

Tepat pada tangga terakhir Nadine membuka kelopak matanya lebar lebar lantaran Ayahnya Herdi ternyata belum berangkat bekerja. dengan cepat Nadine menghampiri ayahnya "yah hari ini Nadine berangkat sama ayah yak" ucapnya memohon.

"Yasudah cepat sekarang ayah lagi buru buru jangan memperlambat jalan kamu buat nyampe mobil" perintah ayahnya keras.

"Eh anu... Nadine kan belum sarapan" ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Mau cepat atau ayah tinggal!?" Ucap ayahnya sedikit membentak.

"Eh iya... Nadine otw mobil nih"
Baru saja Nadine hendak melangkah maju tiba tiba saja bundanya memanggil yang membuatnya mengurungkan niat untuk melanjutkan langkahnya.

"ini bawa aja bekelnya udah bunda siapin" ucap bundanya yang tak bukan adalah Nera.

ingin sekali rasanya Nadine menangis saat itu juga tapi tidak dia tidak boleh menangis didepan bundanya "makasih Bun" ucap Nadine sedikit tertunduk.

"Mm ... Ka ... kalo begitu Nadine berangkat dulu" ucapnya terbata bata sambil mencium tangan bundanya.

Suara deru mesin mobil terdengar dari dalam rumah dengan sigap Nadine berancang-ancang untuk lari menuju garasi agar tak tertinggal oleh ayahnya.

Benar saja ketika Nadine sampai garasi mobil hampir saja berjalan kalau saja Nadine tak berteriak seperti orang gila sambil memanggil manggil ayahnya.

"Ayah kok tega tinggalin Nadine" rengek Nadine tergesa gesa kepada ayahnya.

"Makanya ayah bilang cepet ya cepet! Cepat naik!"

Nadine tak membalas ucapan ayahnya tetapi Nadine langsung membuka pintu mobil dan segera memasuki mobilnya.

***

Jam sudah menunjukan pukul 06.40 tapi untuk memasuki gerbang sekolahnya pun belum. Macet? So pasti jalanan Bandung jam segini sudah ramai dengan para pelajar yang berbondong bondong menuju sekolahnya.

Sialan apakata nanti coba kalo gue telat.

Akhirnya mobil pun yang ditumpangi Nadine sudah berada tepat di depan gerbang sekolahnya. Dengan cepat Nadine mencium tangan ayahnya dan segera turun dari mobilnya.

Dengan bangga Nadine memasuki sekolah dengan gerbang bertuliskan SMA KEJORA JAYA Nadine menghembuskan nafasnya perlahan membuka lembaran baru untuk hari ini serta berharap lebih baik dari hari sebelumnya.

Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang