8. fake smile

27 19 0
                                    

Disini mereka berada Sativa's Resto. Rachel yang baru saja mengingat kalau tempat ini adalah makanan korea, langsung berhenti tepat didepan pintu masuk "gue ngga suka makanan Korea, cari tempat lain aja"

Nadine yang sudah ingin menuju pintu masuk, mengurungkan niatnya dan beralih menatap Rachel "hmm no... No... No Lo salah besar, ini ngga cuman ada makan Korea aja. Lo bilang sama gue Lo mau makanan apa? Makanan Indonesia? Ada, makanan Thailand? Ada juga, makanan Singapore? Wah pasti ada dong, terus apa lagi makanan jep..."

Belum Nadine menyelesaikan kalimatnya suara Rachel memotong pembicaraan Nadine yang membuatnya mendengus kesal "masalahnya enak apa engga"

"Ya pasti enak dong chel, kalau ngga enak nggak mungkin tuh chef Juna yang jadi juri master chef kesini"

"Serius kan Lo?"

Nadine hanya memutar bola matanya malas dan segera menarik tangan Rachel agar ikut masuk denganya.

Ketika tubuh mereka sudah sepenuhnya memasuki resto itu, mereka langsung bergegas untuk mencari tempat duduk yang masih kosong. Ketika sudah didapat tempat duduknya mereka langsung duduk dengan tenang. Tepat ketika mereka mendaratkan pantatnya ke bangku, pelayan langsung menghampiri mereka.

"Selamat datang ka, mau pesan apa ka" ucapnya Tak lupa dengan senyuman khas pelayan.

"Hmm... ini aja deh mba ttopokki 1, sushi sama jus jeruknya satu" ucap Nadine sambil menunjuk menu yang dipesannya. "Lo apa chel" lanjutnya

"Gue steak Tenderloin sama Frappucino satu" Rachel membolak balikkan menunya "sama ayam bakar with cheese nya satu deh" lanjutnya yang diaangguki oleh pelayan tersebut.

Setelah pelayan itu pergi dari hadapan mereka berdua, Rachel langsung menginterupsi Nadine Karena matanya yang bengkak seperti habis menangis "Nad jujur sama gue lo kenapa" Rachel berseru sambil memicungkan matanya.

Tak di sangka Rachel, Nadine malah tertawa keras membuat sebagian pengunjung menatap heran ke arah mereka berdua "Nad gue ngomong serius, kenapa Lo malah ketawa"

Nadine tetap belum memberhentikan tawanya hingga membuat Rachel menatap Nadine intens. Rachel tercengang setelah memperhatikan Nadine. Ia melihat semuanya, melihat kekosongan di mata Nadine, melihat Luka yang tersirat di mata Nadine, Dan melihat sikap Nadine yang menunjukkan dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Dengan gerakan cepat Rachel bangkit Dan langsung memeluk Nadine erat. Bersamaan dengan itu juga tawa Nadine reda. "Eh... Eh Lo kenapa chel"

"Jangan pura-pura bahagia di depan gue please, gue liat semuanya jangan sungkan buat cerita sama gue. Sekarang lo Ada gue sekarang. Lo ngga perlu ngerasa sendiri" ucap Rachel tanpa melepas pelukannya membuat cairan bening menetes dari pelupuk mata Nadine.

"Gue ngga papa" jawabnya seperti berbisik.

"Lo gaperlu sungkan cerita sama gue, sekarang gue sahabat lo. Tapi kalo lo belum percaya sama gue ngga papa gue tunggu sampe lo percaya sama gue nanti" ucap Rachel sambil melepaskan pelukannya.

Nadine menghembuskan nafasnya berat Dan mulai bercerita akan masalahnya yang selalu saja datang. Rachel mendengarkan dengan seksama sambil sesekali menasehati nadine, Tak jarang Pula Rachel ikut sakit hati dengan apa yang terjadi pada Nadine.

Pesanan mereka datang tepat dengan pembicaraan terakhir mereka.
"Selamat makan Nadine" ucap Rachel kepada Nadine.

Hal ini sontak membuat Nadine tersenyum tipis, kadang Rachel Tak seperti dugaanya yang cuek Dan Masa bodoh dengan sesuatu, tapi malah sebaliknya di balik sifatnya yang seperti itu Ada kehangatan yang luar biasa Rachel berikan kepadanya.

Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang