"Orang yang seringkali bertingkah seolah baik-baik saja sebenarnya dia orang yang berusaha mati-matian menutupi masalahnya"
#Authorkecee
Disinilah Nadine berada, dibawah selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dengan petang yang juga menyelimutinnya. Nadine menahan isaknya yang lagi lagi membuat Nadine malah semakin terisak."Nadine harus apa tuhan, Nadine capek, Nadine capek" ucapnya terputus dikarenakan sesenggukan. Suara alunan musik disertai dengan tetes demi tetes air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.
"Nadine sayang ayah, Nadine juga sayang sama bunda tapi kenapa mereka lebih sayang sama Fathur Nadine pengen juga jadi kaya Fathur"
Isakan dan isakan yang bisa Nadine lakukan saat ini, namun sebesar apa isakan yang Nadine keluarkan tidak akan bisa terdengar sampai keluar bunyinya, kamar Nadine sudah kedap suara.
Nadine yang masih mengumpat dibawah selimut berusaha untuk mendudukkan badannya dan membebaskan dirinya dari selimut itu. Ia menarik nafas dalam-dalam dengan mata tertutup, matanya terpejam bersamaan dengan sebulir air mata jatuh menggenang di pipinya. Ia berusaha menguatkan diri dan mencoba menghapus air matanya yang jatuh.
Sekarang Nadine butuh hiburan untuk sekedar menenangkan dirinya, lagi lagi dia berfikir tak memiliki siapapun di dunia ini untuk menemaninya, rasanya dia hidup seperti seorang diri tanpa adanya orang tua yang menyayanginya, kakak yang melindunginya, kerabat yang membuatnya tertawa dan teman yang membuatnya bahagia.
Tapi Nadine ingat seketika dia masih punya Rachel dan sheila teman Nadine yang sudah dekat baru-baru ini.
***
Ditempat yang berbeda seorang gadis bersama Kaka laki-lakinya baru saja menginjakkan kakinya di rumah.
"Rachel pulang" ucapnya lantang ketika baru memasuki rumahnya yang diikuti abangnya yang tak lain dan tak bukan adalah Alvian disampingnya.
Ucapan Rachel yang lumayan keras membuat Rana Ibunda Rachel mau tak mau menghampiri mereka berdua dengan tangan memegang telepon dan menyumpalnya ditelinga. "Eh kalian udah pulang?"
"Iya mah, Alvin ke atas dulu ya mau mandi, lengket semua badan Alvin" setelah mengucapkan itu Alvin melenggang pergi meninggalkan Rana dan Rachel ke kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Rachel.
"Papah belum pulang mah?"
"Iya belum, ini papah kamu mau ngobrol?" Rana menyodorkan telepon genggamnya kepada Rachel anak perempuannya. Rachel menggangguk semangat sambil meraih telepon yang diberikan mamahnya itu.
Rana menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat Rachel begitu manja dengan papahnya, terlebih lagi jika dia ingin dibelikan sesuatu. Ada saja caranya agar bisa mendapatkan apa yang dia mau dari papahnya itu.
Rachel mendudukkan pantatnya diatasi sofa sambil sedikit bermanja-manja dengan papahnya, sesekali papahnya melemparkan candaan yang membuat Rachel cemberut hingga suara gelakkan tawa dari ujung telepon terdengar yang malah membuat Rachel semakin sengit dibuatnya."Papah kapan pulang Rachel,Abang sama mamah kangen tau!" Ucapnya lewat telepon genggam sambil memajukan bibirnya.
"Sabar ya sayang kalo papah sudah selesai nugas, papah janji langsung pulang deh"
"Janji yaaa"
"Iyaa papah janji"
"Ya udah kalo gitu udahan dulu ya pah Rachel mau mandi dadah papahnya Rachel mwah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl
Teen FictionCowok bad X Cewek polos dengan kepribadian yang susah ditebak Cowok ice X Cewek manja but jutek dengan sekitar cowok bad versus cewek polos and mempunyai kepribadian yang susah ditebak? awal yang tidak akan pernah ditebak oleh siapapun. Di cerita in...