6. so what

25 3 0
                                    


"Ternya memang benar adannya bahwa orang yang sering tertawa atau membuat tawa adalah dia yang mati-matian berjuang menguatkan dirinya sendiri."

#authoreceh

$happy reading$

Alana yang sedang menarik lengan diva yang sekarang menjadi pacarnya berhenti di depan rumah makan SEDERHANA "Lo apa-apaan sih pake nampar anak orang segala" kini matanya menatap ke arah diva tajam.

Diva yang merasa ditatap seperti itu  membuang mukanya kearah lain. Dia mengukir senyum miringnya "ooh jadi Lo belain dia yang notabennya bukan siapa-siapa nya Lo dibandingkan gue pacar Lo sendiri? Gara-gara dia kan Lo ngga angkat telepon gue?"

Alana menautkan alisnya bingung "kapan Lo nelfon guenya?"

"Dari sini aja terbukti kalo Lo udah ngga ngganggep gue lagi, udahlah yaa gue mau pergi" Diva melangkahkan kakinya untuk kembali memasuki rumah makan tersebut untuk menemui teman-temannya yang sudah berada didalam. Dia melewati Alana acuh seakan tak saling mengenal.

Baru satu langkah diva melewati alana, Alana menarik tangan diva dan berujung memeluknya erat. Diva yang diperlakukan demikian menarik senyum evilnya entah mengisyaratkan apa "maaf gue ngga bermaksud begitu hanya aja hp gue mati, sekali lagi sorry" ucap alana sambil mengencangkan pelukannya.

Diva membalas pelukan Alana tak kalah erat dan kemudian mengangguk ketika Alana mengatakan kalimat yang tadi.

"Kheeem misi jangan ngalangin jalan tolong. Minggir-minggir" ucap seseorang yang tak lain adalah Nadine beserta Rachel dan bang Alvi dibelakangnya.

Ketika Nadine mengatakan kalimat barusan, buru-buru Alana melepaskan pelukannya dengan diva. Nadine yang melihat diva menatap kearahnya nyalang mengisyaratkan jika mereka adalah musuh yang tak akan pernah berdamai sampai kapanpun.

"Maafin pacar gue ya nad"

Nadine tertawa hambar dan menghembuskan nafasnya kasar. Benar-benar cewek dihadapannya tak tahu malu, minta maaf saja masih diwakilkan tidak punya rasa bersalah sama sekali. "Cih gabakal gue maafin"

"Hello siapa juga yang mau minta maaf sama Lo cewek cupu"

Nadine membulatkan matanya sempurna. Apa tadi katanya? Cupu? Dirinya cupu? Belum tau Nadine yang sebenernya rupanya. Nadine ingin sekali rasanya mencomot mulut si cabe itu dengan kain pel, karena kenyataannya dilihat dari segi manapun Nadine tetaplah seorang gadis cantik mungkin bisa dikatakan lebih cantik dari diva.

"Kalo gue cupu Lo apa? Idiot?" Ucapnya sambil menarik ujung bibirnya.

"Eh lo berani banget sama gue, Lo ngga tau siapa gue?" Ucap diva yang sudah terpancing emosi.

"Hmm ngga tau" ucapnya terjeda "dan ngga mau tau!" Lanjutnya kemudian pergi meninggalkan mereka yang masih ternganga tak percaya dengan ucapan Nadine barusan.

Bang Alvin dan Rachel yang menyaksikan itupun hanya tertawa tanpa suara dan segera menyusul Nadine ke parkiran untuk pulang bersama. Sedangkan Diva yang mendapat perlakuan demikian menggertakan giginya dan menghempaskan tinjuannya ke udara, Alana yang melihat diva menenangkannya dan menuntunnya untuk masuk kedalam rumah makan lagi.

Ketika Rachel dan bang Alvin sampai di parkiran terlihat Nadine yang sedang melamun di pinggir mobil bang alvin, Rachel segera menggandeng tangan Nadine dan membawanya memasuki mobil bang Alvin untuk pulang bersama. Ketika semuanya sudah memasuki mobil, keadaan mobil justru sangat hening tak ada suara apapun hanya ada dentuman mesin mobil.

Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang