10. Jadi Jadian?

1.3K 323 183
                                    

Aish, ada kak Jihoon!

Sudah beberapa hari ini, Nadine terus menghindar setiap kali ia berpapasan dengan Jihoon. Baik disengaja ataupun tidak, tapi Nadine benar-benar menghindari Jihoon sejak laki-laki menyatakan perasaannya di dalam bus.

Tidak bisa Nadine bayangkan kalau seniornya itu membalas perasaannya. Apalagi ketika Jihoon meletakkan kepala Nadine di pundak, lalu menenangkan gadis itu seraya mengatakan kalau ia tidak boleh menyerah karena Jihoon sudah mulai terpikat oleh pesonanya.

Siapa yang tidak pingsan akibat penuturan itu?

Kalau bisa, Nadine rasanya ingin terbang tinggi-tinggi!

Dia akhirnya memutuskan untuk menghindari Jihoon. Nadine terlalu malu untuk sekedar melihat wajahnya, atau bahkan mendengar suaranya dari jauh sekalipun. Dia bahkan hampir terjatuh karena terlalu heboh dalam bersembunyi ketika Jihoon tidak sengaja mendekat ke tempatnya berdiri.

Tetap saja Jihoon terlihat lebih baik dari biasanya!

Gadis itu melirik dari balik ruangan ketika Jihoon memasuki aula sekolah. Mengingat akan ada acara pensi besar di sekolah, dan Jihoon adalah salah satu penanggung jawab kegiatan tersebut, maka sudah dipastikan bahwa laki-laki itu sedang sibuk bersama anggota lain untuk menyiapkan acara.

Nadine begitu intens menatap Jihoon dari balik pintu. Dia sama sekali tidak bergerak dari tempat karena terlalu sibuk dengan si doi yang mengisi hatinya sejak lama. Gadis itu tidak sadar ketika ada seseorang yang mendekat, lalu menepuk bahunya pelan agar Nadine menyadari kehadirannya di belakang.

"Emangnya enak ngehindar terus?" seru Minghao dengan wajah menyelidik di depannya.

Nadine hampir saja menjerit ketika seniornya di klub bisbol itu menepuk pundaknya. "Ih, kak Hao ngagetin aja!"

"Kalo kangen, samperin."

"Berisik!"

Manik mata itu merotasi dengan malas. Minghao sebenarnya tahu permasalahan antara Jihoon dan Nadine, tapi dia tidak tahu kalau sahabatnya itu sudah menyukai Nadine dan menyatakan perasaannya di bus beberapa hari yang lalu.

Yang Minghao tahu, Jihoon dan Nadine sedang dalam hubungan yang tidak baik karena gadis itu selalu menghindar.

"Lo kenapa jauhin Jiun, hah?" seru Minghao. "Kasian dia uring-uringan di rumah. Sampe kejer gitu."

Nadine terkejut ketika mendengar penuturan itu. "Kak Jihoon nangis?"

"Ya kagak lah. Orang kayak Jihoon nangis cuma gara-gara cewek kayak lo?"

Yang ada, gue yang nangis, Nad.

"Emang ya kak Minghao tuh senengnya gangguin anak orang doang! Kirain beneran."

Minghao tersenyum kecil ketika melihat bibir tipis itu mengerucut sebal. Apalagi ketika Nadine menghentakkan kakinya dengan kesal dan meminta Minghao untuk berhenti menggodanya. Gadis itu memutuskan untuk pergi, meninggalkan Minghao dengan luka dalam di hati. Tanpa menyadari bagaimana perasaan laki-laki itu ketika Nadine sibuk memperhatikan Jihoon.

Apa gue bikin Jihoon balikan sama Hanin aja, ya? Biar gue bisa deket sama Nadine?

-Ciao Jihoon-

Nadine menghindar lagi pagi ini.

Dia secara tidak sengaja berpapasan dengan Jihoon. Dengan bodohnya, ia langsung berlari ketika Jihoon berada di depannya, meninggalkan Cipa yang ternyata berada di sebelah Nadine saat mereka sedang bergegas menuju ruang klub bisbol yang letaknya tidak jauh dari aula.

Ciao Jihoon [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang