20. Orang Tua Adam

382 23 0
                                    

Vote dan commentnya jangan lupa ya guys.....

***SELAMAT MEMBACA***

Meisya masih saja gelisah setelah Adam memberi tahu jika kedua orang tua Adam ingin berkunjung ke Apartemennya. Bukan karena takut, tapi Meisya lebih dari pada takut. Bagai mana jika nanti orang tua Adam mengganggapnya wanita tidak baik? Wanita yang sudah menghancurkan hidup anaknya? Atau bahkan yang lebih parah lagi kalau sampai dia dia nggap wanita tidak baik-baik? Dan masih banyak pemikiran yang ada di kepada cantik wanita yang tengah hamil itu.

"dari pada aku gelisah gak karuhan seperti ini lebih baik aku beresin rumah aja" pikir Meisya dan langsung beranjak dari tempatnya duduk.

Dan jadilah sekarang Meisya sedang membereskan seluruh rumah. Sampai-sampai ia tidak mendengar jika bell Apartemennya sudah berbunyi sedari tadi. Dan Adam yang berada di balik pintu itu bersama kedua orang tuanya menjadi sedikit panik. Karena pasalnya sebelum Adam pergi ke bandara, lelaki itu sudah berpesan kepada Meisya untuk tidak pergi kemanapun sebelum dirinya kembali.

"kamu tahu passwordnya kan dam?" tanya mama dengan panik

"ia Adam tahu. Bentar Adam coba dulu" dan keduanya mulai lega setelah pintu Apartemen itu terbuka.

"mei, meisya kamu dimana?" seru Adam dan langsung menyusuri ruangan itu. Sedangkan kedua orang tua Adam duduk di ruang tamu.

"lho, abang kok udah sampek" ucap Meisya yang baru keluar dari sebuah ruangan yang di ketahui Adam adalah gudang.

"kamu ngapain aja? Dari tadi aku teken bell tapi kamu gak buka-buka pintunya. Untung aku tahu passwordnya. Dan ini lagi kamu ngapain? Kok sampek kringetan gini?" ucap Adam panjang lebar dengan masih mengelap kringat Meisya.

"tadi lagi beresin rumah. Makannya gak denger bunyi bell" ucap Meisya denagan menyingkirkan tangan Adam yang berada di keningnya.

"yaudah kamu mandi dulu. Orang tua aku udah ada di ruang tamu" ucap Adam yang kemudian di balas dengan anggukan.

Selama bersiap-siap Meisya selalu merasa gugup. Dia sangat takut dengan reaksi orang tua Adam nanti. Apalagi sekarang Meisya dengan perut besarnya. Namun dengan hati yang di kuat-kuatkan Meisya keluar dari kamarnya dan langsung menuju dapur untuk mengambilkan cemilan beserta minuman.

"siang om tante, maaf saya lama tadi siap-siap dulu" ucap Meisya setelah meletakan minuman dan cemilan yang ia bawa.

"udah berapa bulan kandungan kamu nak?" tanya mama Adam

"seminggu lagi sembilan bulan tante" jawab Meisya dengan wajah yang masih menunduk.

"bisa tante ngomong berdua sama kamu?" tanya mama Adam lagi.

"bi..bisa tante" sahut Meisya dan segera menuju balkon.

"gimana keadaan cucu tante? Dia sehat kan?" tanya mama Adam

"Alhamdulillah dia baik tante".

"tante mau ngomong serius sama kamu nak. aas nama anak tante, tante mau minta maaf sama kamu karena dia udah buat kamu kayak gini. Tante baru tahu beberapa bulan yang lalu dari Adam kalau dia sudah meghamili kamu. Tante minta maaf nak."ucap mama Adam dengan menangis dan menggenggam tangan Meisya.

"ini bukan salah bang Adam tante. Ini juga salah saya. Andai saja malam itu saya tidak datang ke acara itu mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Ini juga kesalahan saya" ucap Meisya yang juga menagis.

"tante tahu kamu wanita yang baik. Maka dari itu tante mau kamu terima Adam untuk jadi suami kamu. Kalian besarkan anak kalian sama-sama. Tante dan om udah setuju dengan rencana Adam. Dan seharunya dari awal dia sudah bertanggung jawab".

_____________________________________________________________________________________________________________

hai hai hai.....

aku balik lagi nih untuk update cerita ini. aku minta maaf kalau ceritanya pendek.

tapi apa boleh buat. ak lagi banyak banget tugas kuliah.

jadinya konsentrasi aku kebelah deh. sekali lagi aku minta maaf ya..

Aku IkhlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang